Pemboman di Mesir Tewaskan Jenderal Polisi

Jenazah Brigjen Pol. Tariq al-Mirjawi dibawa keluar dari sebuah rumah sakit polisi di Kairo (2/4).

Tiga bom meledak di luar Universitas Kairo, Mesir menewaskan seorang jenderal polisi dan seorang warga sipil hari Rabu (2/4).
Para pejabat keamanan Mesir mengatakan tiga bom telah meledak di luar Universitas Kairo, menewaskan seorang jenderal polisi dan seorang warga sipil, serta melukai beberapa orang lainnya, termasuk sejumlah pejabat tinggi.

Media pemerintah Mesir melaporkan, serangkaian ledakan dekat Universitas Kairo menewaskan Brigjen Polisi Tariq al-Mirjawi dan seorang warga sipil, serta melukai 5 perwira lain.

Pasukan keamanan sering menjadi sasaran serangan sejak tergulingnya Presiden Mohamed Morsi tahun lalu dan tindakan keras yang terus dilakukan terhadap para pendukung Ikhwanul Muslimin dan pihak oposisi lain yang menentang pemerintah Mesir yang didukung militer.

Kelompok Jihad yang berbasis di Sinai, Ansar Beit al-Maqdis bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang menarget polisi dan militer. Serangan-serangan lain tampaknya dilakukan kelompok-kelompok militan anti pemerintah yang kurang terkoordinasi.

Pejabat-pejabat sering kali menyalahkan Ikhwanul Muslimin, yang telah dinyatakan pemerintah sebagai sebuah organisasi teroris dan menuduhnya mengobarkan kerusuhan di seluruh negara itu, sejak jatuhnya Morsi. Ikhwanul Muslimin menyangkal tuduhan itu.

Bahkan sebelum meledaknya bom Rabu, ketakutan telah meningkat bahwa tindakan keras terhadap pihak oposisi, dapat menimbulkan pukulan balik, membuat para demonstran yang semula melakukan proses dengan tertib menjadi militan.

Pengamat politik Kairo dan wartawan Mohamed Abdella mengatakan, “Banyak orang Mesir percaya bahwa banyak orang muda akan bergabung dengan kekuatan teroris dalam waktu dekat. Selama tidak ada jalan terbuka bagi partisipasi politik, penggantinya adalah kekerasan."

Pihak kehakiman semakin mengikuti pemerintah dalam bersikap keras terhadap pembangkangan publik. Hari Selasa, seorang petani yang mengejek mantan panglima militer (Abdel Fattah el-Sissi) dengan mengenakan pakaian seragam militer pada seekor keledainya dan menamakannya Sissi, dijatuhi hukuman penjara enam bulan.

Kekerasan itu mengancam keamanan Mesir menjelang pemilihan presiden bulan Mei mendatang, serta industri pariwisata yang sangat penting bagi pemasukan uang di negara itu.