Pemenang Nobel Sastra Han Kang 'Terkejut' dengan Krisis Politik Korea Selatan

Pemenang Hadiah Nobel Kesusastraan, Han Kang, memberikan keterangan pers di Swedish Academy, di Stockholm, Swedia, Jumat, 6 Desember 2024. (Foto: Jonathan Nackstrand/AFP)

Untuk penulisan novel "Human Acts" Han Kang menghabiskan waktu untuk mempelajari penerapan darurat militer yang diterapkan pada 1979 dan 1980.

Penulis Korea Selatan Han Kang, yang memenangkan Hadiah Nobel Sastra tahun ini, pada Jumat (6/12) mengatakan dia “terkejut” dengan krisis politik di negaranya setelah Presiden Korea Selatan sempat memberlakukan darurat militer.

Han berbicara di Stockholm menjelang upacara Hadiah Nobel yang gemerlap minggu depan di mana dia akan menerima penghargaannya.

“Seperti kebanyakan warga Korea, saya terkejut, dan saya terus memantau berita untuk melihat perubahan yang terjadi di negara asal saya,” katanya.

BACA JUGA: Penulis Korea Selatan Han Kang Raih Nobel Sastra

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (4/12) malam dan mengirim tentara serta helikopter ke gedung parlemen dalam upaya untuk menghentikan anggota parlemen agar tidak memberikan suara untuk penangguhan pemerintahan sipil.

"Untuk menulis 'Human Acts' saya menghabiskan banyak waktu mempelajari situasi darurat militer yang terjadi" setelah kudeta pada 1979 dan 1980, kata Han.

“Bagi saya menyaksikan situasi serupa terjadi secara waktu nyata (real time) di depan mata saya pada 2024… sungguh mengejutkan,” katanya.

Novel karya Han yang dirilis pada 2014, yang berjudul "Human Acts", menceritakan kisah pembantaian yang terjadi pada 1980 di kota barat daya Gwangju tempat ia dilahirkan. Pada tahun itu adalah terakhir kali Korea Selatan memberlakukan darurat militer setelah dua kudeta dalam beberapa tahun berturut-turut.

BACA JUGA: Buku Pemenang Nobel Han Kang, Laris Manis di Korea Selatan

Setelah penguasa militer mengumumkan darurat militer secara nasional, pemberontakan yang dipimpin oleh mahasiswa untuk membela demokrasi, meletus.

Pasukan terjun payung menyerbu kota, memukuli, menikam dan menembaki massa tanpa pandang bulu, menyebabkan ratusan orang tewas atau hilang.

Seorang penulis cerita pendek dan novelis, Han terkenal karena bukunya "The Vegetarian", yang merupakan debut internasional utamanya dan memenangkan penghargaan Man Booker Prize pada 2016.

Swedish Academy memberi penghargaan kepada Han, 54 tahun, dengan Hadiah Nobel "atas prosa puitisnya yang intens yang menentang trauma sejarah dan mengungkap kerapuhan kehidupan manusia". [ft/ah]