Indonesia akan menerima setidaknya dua juta dosis vaksin virus corona yang diproduksi oleh Sinopharm China untuk digunakan dalam skema vaksinasi mandiri. Program ini akan dijalankan bersamaan dengan program inokulasi nasional.
Pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi 181,5 juta orang dalam waktu sekitar satu tahun dengan menggunakan vaksin yang dibuat oleh perusahaan seperti Sinovac Biotech, Novavax dan AstraZeneca.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kamis (25/2), mengatakan vaksin China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) akan menjadi bagian dari vaksinasi skema swasta.
“Yang sudah fix adalah dua juta (dosis). Tiga juta harapan kami ... kami akan memvaksinasi karyawan secara bertahap,” katanya dalam forum ekonomi.
Reuters melaporkan Kamis (25/2), rencana swasta tersebut didorong oleh para pelaku bisnis di Tanah Air sebagai cara bagi perusahaan untuk membeli vaksin dari pemerintah sehingga karyawan mereka dapat divaksinasi. Cara itu diyakini akan membantu menopang perekonomian negara yang terpukul akibat pandemi.
Rencananya swasta akan menggunakan vaksin alternatif dari yang saat ini digunakan dan pemerintah sedang menyiapkan regulasi.
Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, mengatakan pembicaraan dengan Sinopharm masih berlangsung. Penggunaan vaksin tersebut, katanya, memerlukan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
BACA JUGA: KADIN: Hampir 6.700 Perusahaan Daftar Program Vaksinasi Gotong RoyongBPOM dan Sinopharm tidak memberikan komentar.
Pada forum yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan lebih dari 6.600 perusahaan telah mendaftar untuk skema swasta. Skema tersebut dikritik oleh beberapa ahli kesehatan karena khawatir hal itu dapat membuat ketidakadilan dalam pembagian vaksin.
Afiliasi Sinopharm, Institut Produk Biologi Wuhan, Rabu (25/2), mengatakan vaksinnya memiliki tingkat kemanjuran 72,51 persen terhadap COVID-19, mengutip analisis sementara dari data uji klinis tahap akhir. [ah/au/ft]