Pemerintah Akan Impor Sapi untuk Kendalikan Harga

  • Iris Gera

Para pedagang daging menunggu pembeli di kios daging di sebuah pasar di Jakarta. (Foto: Dok)

Karena persoalan kelangkaan daging sapi yang menyebabkan harga daging meningkat signifikan belum teratasi, akhirnya pemerintah memutuskan kembali impor.

Menyusul kelangkaan daging sapi yang diikuti kenaikan harga dari sekitar Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp 130.000 per kilogram, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan mengimpor sapi untuk mengendalikan harga.

Rencananya pemerintah akan mengimpor 300 ribu ekor sapi hingga akhir tahun 2015.

Pernyataan Darmin dikeluarkan setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri terkait hari Rabu (19/8), terkait masalah stok dan harga daging sapi.

Pemerintah sebelumnya telah memutuskan akan berhenti mengimpor sapi untuk memprioritaskan produk lokal. Jika dibutuhkan, hanya Badan Usaha Logistik (Bulog) yang mengimpor daging sapi beku untuk selanjutnya dijual di pasar-pasar dengan harga normal.

“Dalam jangka pendek perlu dilakukan impor supaya harga bisa terkendali. Dalam jangka menengah-panjang itu harus ada data mengenai konsumsi, karena kalau salah maka kebijakannya akan salah juga,” ujar Darmin.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan impor sapi dilakukan sebagai pilihan terakhir. Pemerintah juga akan melibatkan badan usaha milik negara agar para pengusaha importir tidak semena-mena menaikkan harga, ujarnya.

“Sapi di Jabodetabek tersedia 198 ribu ekor dan itu cukup untuk tiga sampai empat bulan. Di Banten satu tempat ada 21 ribu ekor, dan siap salur ada empat ribu ekor, artinya stok aman. Dikatakan ada rencana impor itu adalah pilihan terakhir. Kita mengimpor sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan orang, dan kami libatkan BUMN, dia menjadi stabilisator,” ujarnya.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong optimistis pemerintah dapat mengatasi persoaan daging sapi sehingga masyarakat tidak terbebani dengan terus naiknya harga daging. Ia juga meminta para importir dapat bekerjasama dengan pemerintah.

“Pokoknya kami siap guyur, itu dulu deh. Pelaksanaannya sedang didirencanakan dan sedang diatur, mohon pelaku-pelaku usaha harmonis dengan Pak Mentan. Bila tidak harmonis sangat sulit untuk saya keluarkan izin impor juga, meskipun saya siap melakukan impor. Izin impor nggak akan kita bagi-bagi sembarangan, izin impor kita prioritaskan kepada pelaku yang baik,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menduga ada kelompok yang memainkan harga daging sapi. Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf mengatakan, pihaknya sudah menduga hal itu sejak tahun 2013.

“Proses pemantauan yang kita lakukan terhadap daging ini sebenarnya sudah lama ya sejak tahun 2013 sampai sekarang. Dan perusahaan yang terindikasi melakukan kartel, pasokan ditahan membuat kelangkaan, harga menjadi tinggi, yang kita sudah periksa ada 24 perusahaan. Mereka sangat dominan untuk impor. Sanksinya macam-macam, berupa denda administrasi, bisa berupa kita mengajukan pancabutan izin ke instansi terkait,” ujarnya.