Setelah lebih seminggu demonstrasi protes di seluruh negara itu, Presiden Brazil Dilma Rousseff mengatakan hari Senin pemerintahannya akan mengadakan referendum untuk melakukan reformasi politik yang luas.
Presiden Brazil Dilma Rousseff mengemukakan sebuah rencana untuk membelanjakan $ 23 miliar untuk angkutan umum, mempercepat investasi dalam pendidikan dan perawatan kesehatan, dan penindakan terhadap korupsi politik.
Gelombang protes semula dipicu kenaikan ongkos bus dan kereta-api bawah-tanah, namun kemudian para pemrotes juga menyoroti pajak yang tinggi, korupsi yang meraja-lela dan pelayanan umum yang menurut mereka telah diabaikan oleh pemerintah.
Warga Brazil menentang pengeluaran senilai miliaran dolar yang sedang digunakan untuk menjadi tuan rumah Piala Konfederasi bulan ini, Piala Dunia tahun depan dan Olimpiade tahun 2016.
Rousseff bertemu hari Senin di Brasillia dengan gubernur-gubernur negara bagian, para walikota dan para pemimpin protes, termasuk para wakil organisasi aktivis angkutan umum gratis, yang berhasil memaksa pemerintah di beberapa kota membatalkan kenaikan ongkos angkutan umum.
Demonstrasi yang sebagian besar damai itu memuncak hari Kamis, ketika sekitar 1 juta orang turun ke jalan-jalan di kota-kota seluruh Brazil yang terkadang diwarnai kekerasan dan pengrusakan.
Gelombang protes semula dipicu kenaikan ongkos bus dan kereta-api bawah-tanah, namun kemudian para pemrotes juga menyoroti pajak yang tinggi, korupsi yang meraja-lela dan pelayanan umum yang menurut mereka telah diabaikan oleh pemerintah.
Warga Brazil menentang pengeluaran senilai miliaran dolar yang sedang digunakan untuk menjadi tuan rumah Piala Konfederasi bulan ini, Piala Dunia tahun depan dan Olimpiade tahun 2016.
Rousseff bertemu hari Senin di Brasillia dengan gubernur-gubernur negara bagian, para walikota dan para pemimpin protes, termasuk para wakil organisasi aktivis angkutan umum gratis, yang berhasil memaksa pemerintah di beberapa kota membatalkan kenaikan ongkos angkutan umum.
Demonstrasi yang sebagian besar damai itu memuncak hari Kamis, ketika sekitar 1 juta orang turun ke jalan-jalan di kota-kota seluruh Brazil yang terkadang diwarnai kekerasan dan pengrusakan.