Pemerintah didesak segera merealisasikan tambahan impor daging sapi untuk menjaga pasokan.
JAKARTA —
Ketua Komite Daging Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan pemeritah harus segera merealisasikan rencana penambahan impor daging sapi dalam bentuk sapi bakalan. Impor itu menurutnya harus sudah masuk paling lambat minggu keempat bulan ini untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga daging di pasaran. Jika terlambat maka target pemerintah untuk mengembalikan harga daging sapi sebelum lebaran sulit terpenuhi.
Sarman menambahkan pasokan daging sapi saat ini sudah mulai lancar namun tidak berlebih. Meski demikian harga masih tetap fluktuatif karena belum adanya jaminan ketersediaan pasokan. Komite Daging Jakarta juga mengkritik impor daging sapi oleh Bulog yang dinilai terlambat dilakukan.
Keterlambatan ini membuat biaya ongkos kirim lebih mahal karena daging sapi impor dikirim dengan pesawat yang biayanya lebih mahal. Hal itu menyebabkan impor 3000 ton daging sapi tidak terlalu berdampak pada upaya penurunan harga daging di pasaran saat ini yang masih berkisar Rp 95.000 hingga Rp 110.000 perkilogram.
Namun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan tetap yakin impor ini akan berangsur menurunkan harga daging sapi ke level normal Rp 75.000 perkilogram.
“Sudah mendatangkan kurang lebih 16 ton tetapi ini akan ditingkatkan setiap hari. Kira-kira akan mendatangkan 800 ton lewat udara, 2200 ton lewat laut. Selain itu, kita juga mendatangkan secukupnya agar harga turun sampai harga rata-rata tahun lalu Rp 75.000 atau Rp 60.000. Insyaallah sebelum lebaran, kita bisa melakukan itu,” kata Menteri Gita Wirjawan.
Sementara itu terkait kebutuhan pangan lainnya yang harganya juga masih tinggi, pemerintah menyatakan tidak akan menambah impor karena harga sudah mulai turun.
Hasan Basri, Ketua Asosiasi pedagang pasar tradisional seluruh Indonesia di Jakarta meminta pemerintah memperbanyak operasi pasar .
“Kalau pemerintah melakukan tekanan harga pasar saya kurang begitu yakin, jalan satu-satunya adalah operasi pasar. Agak sulit memang menurunkan harga di pasaran dengan operasi pasar ini, tetapi operasi pasar salah satu jalan untuk membantu masyarakat. Bisa berkurang 30 persen dari harga pasaran,” demikian kata Hasan Basri.
Sarman menambahkan pasokan daging sapi saat ini sudah mulai lancar namun tidak berlebih. Meski demikian harga masih tetap fluktuatif karena belum adanya jaminan ketersediaan pasokan. Komite Daging Jakarta juga mengkritik impor daging sapi oleh Bulog yang dinilai terlambat dilakukan.
Keterlambatan ini membuat biaya ongkos kirim lebih mahal karena daging sapi impor dikirim dengan pesawat yang biayanya lebih mahal. Hal itu menyebabkan impor 3000 ton daging sapi tidak terlalu berdampak pada upaya penurunan harga daging di pasaran saat ini yang masih berkisar Rp 95.000 hingga Rp 110.000 perkilogram.
Namun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan tetap yakin impor ini akan berangsur menurunkan harga daging sapi ke level normal Rp 75.000 perkilogram.
“Sudah mendatangkan kurang lebih 16 ton tetapi ini akan ditingkatkan setiap hari. Kira-kira akan mendatangkan 800 ton lewat udara, 2200 ton lewat laut. Selain itu, kita juga mendatangkan secukupnya agar harga turun sampai harga rata-rata tahun lalu Rp 75.000 atau Rp 60.000. Insyaallah sebelum lebaran, kita bisa melakukan itu,” kata Menteri Gita Wirjawan.
Sementara itu terkait kebutuhan pangan lainnya yang harganya juga masih tinggi, pemerintah menyatakan tidak akan menambah impor karena harga sudah mulai turun.
Hasan Basri, Ketua Asosiasi pedagang pasar tradisional seluruh Indonesia di Jakarta meminta pemerintah memperbanyak operasi pasar .
“Kalau pemerintah melakukan tekanan harga pasar saya kurang begitu yakin, jalan satu-satunya adalah operasi pasar. Agak sulit memang menurunkan harga di pasaran dengan operasi pasar ini, tetapi operasi pasar salah satu jalan untuk membantu masyarakat. Bisa berkurang 30 persen dari harga pasaran,” demikian kata Hasan Basri.