Dua pemboman hari Minggu di sebuah katedral di Filipina selatan telah menewaskan 20 orang dan melukai sedikitnya 81 orang. Polisi mengatakan jumlah korban tewas yang diumumkan sebelumnya keliru karena penghitungan ganda.
Pemerintah, dalam pernyataan, berjanji untuk memburu para pelakunya "sampai setiap pembunuhnya diadili dan dipenjara." Pernyataan itu mengatakan, "para pelaku yang kejam" tidak akan "diberi ampun."
Bom pertama meledak ketika Misa berlangsung di dalam katedral di Jolo, di provinsi Sulu. Ketika para petugas militer dan polisi bergegas membantu, bom kedua meledak.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam pemboman itu, menyebutnya "aksi terorisme."
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar para pelaku kejahatan itu segera diadili.
Minggu malam, kantor berita ISIS, Amaq, mengatakan kelompok teroris itu mengklaim tanggung jawab atas kedua ledakan itu. [vm]