Menurut pengamat ekonomi, Purbaya Yudisadewa, pemerintah harus mengukur kemampuan anggaran negara dalam upaya meningkatkan investasi. Sementara menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, investasi sektor migas harus menjadi prioritas.
Pemerintah yakin dapat mencapai target investasi 2014 sebesar Rp.456 triliun Demikian menurut Direktur Pengembangan Promosi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Budi Salahudin di Jakarta, Senin, yang menambahkan, pemerintah berharap China mampu berkontribusi untuk peningkatan ekonomi Indonesia diantaranya melalui investasi. Menurutnya, pemerintah Indonesia berharap China bukan hanya memiliki peran penting sebagai mitra dagang Indonesia melainkan juga pemerintah dan pengusaha China bersedia menambah investasinya di Indonesia.
“Bisa disusul dengan investasi, bukan hanya dagang, bukan hanya kita dijadikan sebagai pasar, tetapi juga tempat berinvestasi mereka untuk mengolah bahan baku yang Indonesia sangat kaya sekarang ini," ujarnya.
Dalam sektor perdagangan, China merupakan negara andalan tujuan ekspor Indonesia selain Amerika Serikat dan Jepang. Namun di sisi lain impor terbesar yang masuk ke pasar-pasar Indonesia juga berasal dari China.
Hingga kini, China merupakan negara yang tidak banyak berinvestasi di Indonesia dibanding Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, sebaiknya pemerintah meningkatkan investasi sektor minyak dan gas agar pendapatan negara bertambah. Hingga Juni 2014, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit sebesar 1,9 miliar dollar Amerika akibat tingginya impor migas.
“Sudah tepat kalau kita memberikan prioritas untuk mencari solusi pada masalah-masalah di situ (sektor migas)," katanya. "Dulu sektor ini adalah sektor andalan penghasil devisa terbesar bagi negara, sekarang menjadi importir terbesar bagi negara, (sehingga) harus diberikan kemudahan kepada para investor-investor yang mau mengeksplorasi migas."
Sementara ekonom Danareksa, Purbaya Yudisadewa berpendapat upaya meningkatkan investasi tidak bisa lepas dari upaya perbaikan infrastruktur. Ia menambahkan, pemerintah harus mengukur kemampuan anggaran negara sehingga tidak hanya mengandalkan anggaran negara untuk membangun infrastruktur melainkan harus bekerjasama dengan swasta. Ia mengingatkan, masalah infrastruktur yang paling banyak dikeluhkan para pengusaha sehingga menjadi penyebab lambatnya pertumbuhan investasi terutama investasi di daerah. Sejauh ini, menurutnya, pemerintah hanya dapat menyediakan paling besar 10 persen dari total anggaran infrastruktur.
Dari target pendapatan negara 2014 melalui investasi sebesar Rp.456 triliun, hingga Juni 2014 realisasi yang sudah dicapai sebesar Rp.223 triliun. Kontribusi dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp.151 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp.72 triliun.