Pemerintah Inggris, Senin (3/10), membela keputusannya membatalkan penghapusan pemotongan pajak penghasilan yang direncanakan untuk mereka yang berpenghasilan tertinggi. Menurut pemerintah itu adalah "gangguan" dari paket reformasi keuangan yang lebih luas.
Kanselir Inggris Kwasi Kwarteng pada Senin (3/10) merilis pernyataan di Twitter, mengatakan bahwa pemerintah "tidak jadi menghapus" 45 persen pajak penghasilan untuk orang yang berpendapatan di atas 150.000 pound ($167.000) per tahun.
Kebijakan menghapus pajak penghasilan tertinggi itu menuai kontroversi, memicu gejolak pasar dan mendorong kritik bahwa pemerintah membantu segelintir orang kaya dalam krisis biaya hidup.
BACA JUGA: Dampak Kenaikan Suku Bunga, Pasar Global Anjlok DrastisBerbicara kepada TV Sky, Menteri Keuangan Chris Philip mengatakan pemotongan pajak tertinggi itu selama ini telah menjadi bagian kecil dari paket tindakan, dan bahwa pemerintah "melanjutkan semua rencana pertumbuhan, 95 persen lainnya."
Kebijakan itu menuai kritik dari dalam Partai Konservatif. Banyak anggota parlemen mengancam tidak akan menyetujui langkah tersebut.
Mantan Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan kebijakan itu "tidak perlu." Ia menyatakan "sangat senang" pemerintah telah "membatalkan" kebijakan itu. [ka/ab]