Raul Castro termasuk di antara ribuan orang yang menghadiri aksi yang diorganisasi pemerintah pada Sabtu (17/7) di Havana untuk mengecam embargo perdagangan AS dan mengukuhkan kembali dukungan mereka terhadap revolusi Kuba. Aksi itu diadakan seminggu setelah protes-protes mengguncang negara komunis tersebut.
Para pendukung pemerintah berkumpul di kota itu sebelum fajar untuk mengibarkan bendera-bendera Kuba dan mengusung foto-foto mendiang pemimpin revolusioner Fidel Castro dan adiknya Raul. Raul telah pensiun dari jabatan pemimpin Partai Komunis pada April, tapi berjanji untuk terus memperjuangkan revolusi sebagai prajurit.
Aksi itu merupakan reaksi atas berbagai demonstrasi yang pecah di seluruh negara itu Minggu lalu di tengah kelangkaan kebutuhan dasar, tuntutan hak-hak politik dan wabah virus corona terburuk di negara itu sejak awal pandemi.
Pemerintah mengakui sejumlah kekurangan pekan ini. Namun, lebih banyak menuding protes-protes itu dipicu gerakan "melawan revolusi" yang dibiayai AS yang mengeksploitasi kesulitan ekonomi akibat sanksi-sanksi AS.
Presiden Miguel Diaz-Canel, yang juga mengepalai Partai Komunis, mengatakan kepada massa bahwa "musuh Kuba lagi-lagi telah menghancurkan persatuan dan ketentraman rakyat."
Jumlah orang yang ditahan terkait protes-protes telah meningkat. Data terbaru dari kelompok HAM di pengasingan, Cubalex, mencatat 450 orang ditahan, meski sebagian telah dibebaskan. [vm/ft]