Penyelenggara konser Coldplay pada Rabu (22/11) di Malaysia dapat menghentikan pertunjukan tersebut jika band rock Inggris tersebut berperilaku buruk, kata seorang menteri setelah pemerintah menolak seruan kelompok-kelompok konservatif Muslim untuk membatalkan pertunjukan tersebut.
Dipimpin oleh blok oposisi di negara tersebut, kelompok-kelompok Muslim konservatif memprotes konser tersebut terkait dukungan Coldplay terhadap komunitas LGBTQ+. Baru-baru ini, mereka juga mendorong agar konser tersebut dihentikan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang tewas dalam perang Israel-Hamas.
Menteri Komunikasi dan Digital Fahmi Fadzil mengatakan ia tidak melihat ada masalah dengan konser pertama Coldplay di Malaysia pada Rabu malam. Keamanan telah ditingkatkan untuk pertunjukan yang diperkirakan akan menarik sekitar 75.000 orang di sebuah stadion di luar Kuala Lumpur.
“Iya, itu salah satu yang sudah kami diskusikan dengan pihak penyelenggara,” kata Fahmi saat ditanya apakah akan digunakan “kill switch” untuk memutus aliran listrik.
“Perdana Menteri juga mengatakan bahwa band ini sangat mendukung Palestina. Jadi kami optimistis dengan konser hari ini,” imbuhnya.
Malaysia memperkenalkan “kill switch” baru-baru ini setelah kontroversi yang dipicu oleh band Inggris The 1975 di Kuala Lumpur pada bulan Juli. Penyanyi utama band tersebut mengecam undang-undang antigay di negara tersebut dan mencium rekan satu bandnya yang laki-laki selama penampilan mereka, sehingga memicu kecaman dari kalangan umat Islam dan mendorong pemerintah untuk mempersingkat festival musik yang berlangsung selama tiga hari.
BACA JUGA: Dianggap Bawa Pesan LGBT, Konser Coldplay DidemoPerdana Menteri Anwar Ibrahim membenarkan izin konser Coldplay, dengan mengatakan kepada Parlemen pada hari Selasa bahwa “Coldplay sebenarnya adalah salah satu band yang mendukung Palestina.” Ia mencatat bahwa pemerintahan sebelumnya, sebelum ia mengambil alih kekuasaan pada November 2022, telah menyetujui konser tersebut. Anwar berkata kelompok-kelompok pro-Palestina juga mendatangi kantornya untuk mendukung konser Coldplay.
Partai oposisi Islam PAS mengecam sikap Anwar. Meskipun Coldplay mendukung perjuangan Palestina, mereka juga mendorong hedonisme, kata kepala bagian informasinya Ahmad Fadhli Shaari.
“Ini bukan soal apakah mereka murni mendukung perjuangan Palestina atau tidak, tapi soal budaya hedonisme yang mereka bawa ke masyarakat kita,” ujarnya di Parlemen, Selasa.
PAS, yang memperluas pengaruhnya menyusul kuatnya dukungan umat Islam pada pemilu 2022, kerap memprotes konser artis internasional yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. [ab/uh]