Kementerian Hukum dan HAM membentuk tim investigasi kasus tahanan yang kabur dari Rutan Batam.
JAKARTA —
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto di Jakarta mengatakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia harus lebih meningkatkan kewaspadaan dan keamanan di penjara.
“Kita prihatin atas apa yang terjadi di Batam. Saya sudah memberikan instruksi ke Pak Amir setelah kejadian (Lembaga Pemasyarakatan) Tanjung Gusta di Medan agar meningkatkan kewaspadaan di seluruh lapas dan rutan di tanah air. Yang jelas yang lari dicarilah,” ujarnya pada Kamis sore (18/7) di kantor Presiden.
Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin mengatakan pihaknya tengah melakukan investigasi kasus 12 tahanan yang kabur dari Rumah Tahanan kelas II A kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
“Ya, tentunya kami punya mekanisme untuk melakukan investigasi. Dan tentunya saya tidak akan terburu-buru menyampaikan kesimpulan hasil sementara investigasi, sebelum tuntas dikerjakan,” ujarnya.
Amir mengakui kurangnya jumlah petugas keamanan untuk menjaga keamanan di rumah tahanan yang menurutnya sangat melebihi kapasitas.
“Jumlah tenaga yang kebetulan minim ditambah dengan jumlah tahanan di rutan Batam cukup tinggi ya, melebihi kapasitas. Dukungan Presiden untuk kita bangun lapas-lapas baru sudah sangat maksimal,” ujarnya, mengacu pada pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu bahwa anggaran untuk membangun lapas dan rutan yang baru sudah tersedia.
Amir menjelaskan, 12 orang tahanan yang kabur itu statusnya merupakan tahanan titipan dan bukan narapidana yang telah dijatuhi vonis. Ia mengatakan peristiwa di Rutan Batam ini berbeda dengan kaburnya narapidana dari lapas Tanjung Gusta di Medan.
Terkait pengejaran para tahanan yang kabur, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo menjelaskan, dari 12 tahanan, tiga orang tahanan sudah ditangkap.
“Memang ini adalah tahanan polisi, artinya belum sidang ya dan masih dalam proses penyidikan. Ini semuanya kasus narkoba. Kita harus bekerja keras, khususnya Polda kepulauan Riau untuk melakukan penangkapan,” ujarnya.
Sebanyak 12 tahanan melarikan diri dari Rumah Tahanan Kelas II A Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (17/7). Tahanan berhasil kabur setelah menyerang petugas jaga.
Rutan Batam berpenghuni 468 orang dari kapasitasnya yang hanya 250 orang. Para tahanan yang kabur juga melukai dua petugas Rutan Batam, yakni Adi dan Bachtiar. Keduanya dilarikan ke rumah sakit karena terluka parah akibat serangan mendadak dari kelompok tahanan yang melarikan diri.
“Kita prihatin atas apa yang terjadi di Batam. Saya sudah memberikan instruksi ke Pak Amir setelah kejadian (Lembaga Pemasyarakatan) Tanjung Gusta di Medan agar meningkatkan kewaspadaan di seluruh lapas dan rutan di tanah air. Yang jelas yang lari dicarilah,” ujarnya pada Kamis sore (18/7) di kantor Presiden.
Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin mengatakan pihaknya tengah melakukan investigasi kasus 12 tahanan yang kabur dari Rumah Tahanan kelas II A kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
“Ya, tentunya kami punya mekanisme untuk melakukan investigasi. Dan tentunya saya tidak akan terburu-buru menyampaikan kesimpulan hasil sementara investigasi, sebelum tuntas dikerjakan,” ujarnya.
Amir mengakui kurangnya jumlah petugas keamanan untuk menjaga keamanan di rumah tahanan yang menurutnya sangat melebihi kapasitas.
“Jumlah tenaga yang kebetulan minim ditambah dengan jumlah tahanan di rutan Batam cukup tinggi ya, melebihi kapasitas. Dukungan Presiden untuk kita bangun lapas-lapas baru sudah sangat maksimal,” ujarnya, mengacu pada pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu bahwa anggaran untuk membangun lapas dan rutan yang baru sudah tersedia.
Amir menjelaskan, 12 orang tahanan yang kabur itu statusnya merupakan tahanan titipan dan bukan narapidana yang telah dijatuhi vonis. Ia mengatakan peristiwa di Rutan Batam ini berbeda dengan kaburnya narapidana dari lapas Tanjung Gusta di Medan.
Terkait pengejaran para tahanan yang kabur, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo menjelaskan, dari 12 tahanan, tiga orang tahanan sudah ditangkap.
“Memang ini adalah tahanan polisi, artinya belum sidang ya dan masih dalam proses penyidikan. Ini semuanya kasus narkoba. Kita harus bekerja keras, khususnya Polda kepulauan Riau untuk melakukan penangkapan,” ujarnya.
Sebanyak 12 tahanan melarikan diri dari Rumah Tahanan Kelas II A Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (17/7). Tahanan berhasil kabur setelah menyerang petugas jaga.
Rutan Batam berpenghuni 468 orang dari kapasitasnya yang hanya 250 orang. Para tahanan yang kabur juga melukai dua petugas Rutan Batam, yakni Adi dan Bachtiar. Keduanya dilarikan ke rumah sakit karena terluka parah akibat serangan mendadak dari kelompok tahanan yang melarikan diri.