Pemerintah Rancang Strategi Khusus Terkait Stok Pangan Jelang Ramadan

  • Iris Gera

Menko Chairul Tanjung didampingi Menteri Pertanian Suswono (kiri) dan Kepala Bulog, Sutarto Alimoesa (kanan) (Foto: VOA/Iris Gera)

Untuk menjaga harga berbagai komoditas pangan agar tidak mengalami lonjakan tinggi, Pemerintah menggunakan strategi mengendalikannya dengan batasan tertentu agar petani dan peternak tidak rugi.
Menghadapi bulan Ramadahan dan Hari Raya Idul Fitri, pemerintah merancang strategi khusus terkait stok pangan. Usai rapat tertutup dengan para menteri di Jakarta, Selasa (10/6), Menko bidang Perekonomian, Chairul Tanjung menjelaskan persiapan menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun ini persiapan kita dan kestabilan harga pangan kita relatif jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, karena pasokan kita, karena suplai kita, karena hasil dari para petani kita itu relatif cukup baik pada tahun ini," kata Menko Perekonomian Chairul Tandjung.

"Hanya ada beberapa komoditas saja yang meningkat harganya cukup tinggi yaitu daging ayam, telur ayam, bawang merah dan bawang putih, stok beras kita sekarang di Bulog 1,9 juta ton, cukup aman untuk mengatasi Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” lanjutnya.

Menko Perekonomian Chairul Tandjung menambahkan untuk menjaga harga berbagai komoditas pangan agar tidak mengalami lonjakan tinggi, pemerintah ditambahkan Menko Chairul Tandjung menggunakan strategi untuk tidak terlampau mengendalikan komoditas ke arah harga rendah melainkan mengendalikannya dengan batasan tertentu agar petani dan peternak tidak rugi.

“Konsep kita adalah kita menginginkan adanya keseimbangan antara orang yang menghasilkan, para petani, peternak kita dan konsumen yang juga mengkonsumsi. Artinya para petani dan peternak kita kehidupannya secara bertahap pelan-pelan harus lebih baik, sementara konsumen kita juga tidak dirugikan membeli barang dengan mahal,” jelas Menko Chairul Tandjung.

Pada kesempatan sama, Menteri Pertanian Suswono mengakui secara khusus pemerintah akan menjaga ketat stok beras agar stok tetap aman hingga akhir tahun. Jika saat ini stok beras mencapai 1,9 juta ton, Badan Urusan Logistik (Bulog) akan terus berupaya menambahnya dengan membeli beras ke petani.

“Bulog sedang merancang itu, kemampuan untuk bisa membeli, Bulog sedang menghitung, memprediksi kemampuan sampai akhir tahun,” kata Menteri Pertanian Suswono.

Sejak tahun 2010 pemerintah menargetkan surplus beras sebesar 10 juta ton, sehingga surplus sebesar dua juta ton per tahun merupakan batas aman stok beras untuk kebutuhan nasional.

Saat ini konsumsi beras Indonesia merupakan tertinggi di dunia yaitu sekitar 140 kilogram per tahun, per orang, disusul Jepang, Malaysia dan Thailand.