Menteri Agama hari Minggu (27/7) menggelar sidang Isbat awal Syawal 1435 Hijriyah di Kementerian Agama.
Dalam Sidang tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendengarkan paparan perhitungan hisab dari sejumlah pihak diantaranya dari anggota tim rukyat Planetarium, Jakarta.
Dalam jumpa pers usai sidang itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, perhitungan Hisab yang dilakukan ormas Muhammadiyah dan laporan Rukyat oleh Nadhlatul Ulama, bersepakat menetapkan 1 Syawal 1435 H jatuh pada hari Senin (28/07) besok.
Berdasarkan hasil perhitungan metode rukyat dan metode hisab, posisi hilal di atas 3 derajat.
Ia menambahkan, pelaksanaan rukyat ada di 111 titik di Indonesia. Dari 111 titik itu, setidaknya ada sembilan orang dari tiga titik yang telah melihat hilal yakni di Gresik, Jawa Timur, Pelabuhan Ratu Jawa Barat dan Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Penetapan 1 Syawal yang dilakukan pemerintah ini sama dengan Muhammadiyah artinya warga NU dan Muhammadiyah di Indonesia akan menggelar sholat Idul Fitri secara bersamaan. Pemerintah kata Lukman Hakim akan mencoba menformulasikan bersama agar penetapan ramadhan dan 1 Syawal tidak berlainan.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin meminta agar umat Islam dapat memaknai nilai-nilai Idul Fitri dengan baik.
Dia menyatakan pelaksanaan pemilu presiden 9 Juli lalu sedikit banyak memberikan dampak bagi persatuan umat muslim di Indonesia. Untuk itu Din meminta agar momentum Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriyah dapat dijadikan ajang untuk merekatkan tali silatutahmi.
Idul Fitri, menurut Din, tak hanya berarti kembali ke fitrah dengan saling memaafkan. Lebih dari itu, Idul Fitri juga bermakna untuk mempererat tali silaturahmi antar umat Islam.
Masyarakat Jakarta yang ditemui VOA juga menyatakan bahwa Idul Fitri ini harus bisa dimaknai secara baik oleh masyarkat khususnya umat Islam.