Pemerintahan Trump Belum Tanggapi Sanggahan Juru Bicara Obama terkait Penyadapan

Presiden AS Donald J. Trump

Pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump belum menanggapi sangkalan juru bicara bahwa mantan presiden Barack Obama pernah memerintahkan penyadapan terhadap Trump selama kampanye pemilu Amerika tahun lalu.

Seorang pembantu Obama mengatakan tuduhan Trump itu "palsu" setelah serangkaian serangan lewat Twitter oleh Trump Sabtu pagi (4/3) menuduh Obama "menyadap saya di Trump Tower" di New York sebelum pemilu presiden bulan November.

Lindsay Graham, Senator dari Partai Republik, anggota Komite Kehakiman Senat tidak mendukung klaim-klaim Trump tapi mengatakan jika kampanye Trump disadap di New York, "itu akan menjadi skandal politik terbesar sejak Watergate."

Graham berbicara dalam pertemuan warga di Clemson, South Carolina, negara bagian yang ia wakili.

"Saya sangat khawatir presiden itu mengatakan bahwa mantan presiden melakukan sesuatu yang ilegal," ujarnya.

Ben Rhodes, seorang mantan pembantu senior keamanan nasional Obama, mengatakan dalam pesan Twitter langsung kepada Trump bahwa "tidak ada presiden yang bisa memerintahkan penyadapan" dan menambahkan "larangan-larangan itu diberlakukan untuk melindungi warga dari orang-orang semacam Anda."

Trump menyamakan penyusupan terhadap privasinya dengan skandal politik Watergate yang akhirnya menyebabkan pengunduran diri Richard Nixon tahun 1974 dari jabatan Presiden.

UU Pemantauan Intelijen Asing tahun 1978 (FISA) memperbolehkan pemantauan legal dan pengumpulan informasi antara negara-negara asing dan agen-agen mereka.

Menurut dua sumber laporan-laporan berita sebelumnya, FBI mengajukan dan mendapatkan izin FISA dari pengadilan pada bulan Oktober untuk melakukan penyelidikan mengenai dugaan hubungan antara Rusia dan orang-orang yang terkait dengan kampanye Trump. [my/al]