Para pemilih di Mali, negara di Afrika Barat, memberikan suara di TPS-TPS hari Minggu (29/3) dalam pemilihan legislatif yang telah lama tertunda. Pemilihan tersebut dibayang-bayangi oleh pemberontakan kelompok Islamis dan pandemi virus corona.
TPS dibuka hanya beberapa jam setelah para pejabat kesehatan Mali mengukuhkan kematian pertama akibat COVID-19 di negara itu, sehingga jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 20 orang.
Pemilihan hari Minggu (29/3) semula dijadwalkan berlangsung tahun 2018, tetapi ditunda beberapa kali karena meningkatnya kekerasan di bagian utara dan tengah Mali, di mana kelompok-kelompok radikal yang berafiliasi dengan al-Qaida dan ISIS telah merebut wilayah di sana dalam beberapa tahun belakangan.
Pemimpin oposisi Soumaila Cisse dan rombongannya diserang sewaktu berkampanye pekan lalu di Mali Utara. Pengawal Cisse tewas dalam serangan itu, sementara Cisse dan enam lainnya diculik. Belum ada kabar mengenai mereka hingga kini.
Para pemilih akan memilih para kandidat yang mencalonkan diri untuk Majelis Nasional yang beranggotakan 147 orang. Pemilu putaran ke-dua akan diselenggarakan pada 19 April mendatang. [uh/ab]