Sementara Sheikh Hasina siap memulai masa jabatan ketiganya secara berturut-turut sebagai perdana menteri Bangladesh, setelah menang mutlak pada pemilihan, para pengecam mengatakan, memiliki mayoritas besar di Parlemen dapat membuatnya lebih otoriter.
Koalisi pimpinan Hasina memenangkan 288 kursi di Parlemen yang memiliki 300 kursi dalam pemilu hari Minggu (30/12), di tengah tuduhan oposisi bahwa pemilihan itu diwarnai kecurangan. Hasina membantah tuduhan itu dalam keterangannya kepada wartawan asing, sehari setelah pemungutan suara.
BACA JUGA: PM Bangladesh Terpilih Lagi, Tolak Klaim Pemilu DicurangiKabinet baru dijadwalkan akan dilantik 10 Januari, tetapi anggota aliansi oposisi, yang hanya memenangkan tujuh kursi mengatakan, mereka tidak bersedia diambil sumpahnya. Sebagai tanggapan, sekretaris jenderal partai yang berkuasa akan mengadakan pemilihan khusus untuk memperebutkan kursi-kursi itu. Fakta ini akan menghasilkan sebuah Parlemen dengan hampir tidak ada oposisi.
Selama 10 tahun terakhir sebagai perdana menteri, Hasina memprakarsai banyak proyek pembangunan, dari pembangkit listrik hingga pembangunan pelabuhan, tetapi catatannya tentang HAM dikritik secara luas oleh para aktivis dan kelompok HAM internasional. Sebagian pengritik itu sekarang mengatakan, pemerintah barunya bisa lebih keras- dan agresif.
Lebih dari selusin orang tewas dalam kekerasan terkait pemilu hari Minggu, dan kampanye pemilu dipenuhi dengan tuduhan penangkapan dan pemenjaraan ribuan penentang Hasina.
Puluhan aktivis turun ke jalan-jalan di Dhaka hari Selasa (1/1), untuk memrotes dugaan pemerkosaan beramai-ramai oleh sejumlah pendukung Hasina terhadap seorang ibu dari empat anak yang memberikan suara kepada oposisi. (ps/ab)