Rakyat Bosnia telah memberikan suara dalam pemilihan umum nasional dan daerah yang didominasi kekhawatiran ekonomi dan ketegangan etnis, hampir 20 tahun setelah perang saudara berlangsung.
Sebelum penutupan tempat pemungutan suara Minggu (12/10), hanya sedikit di atas separuh dari 3,3 juta pemilih terdaftar telah mencoblos. Hasil terakhir diperkirakan akan dikeluarkan Senin pagi.
Dengan tidak adanya calon unggul yang jelas atau wajah baru, pemilu itu kemungkinan akan memberi hasil berimbang antara para calon, yang menaikkan prospek tertunda-tundanya pembentukan pemerintahan di berbagai tingkat.
Ini hanya akan memperburuk prospek ekonomi satu negara dengan angka pengangguran 44 persen.
Rakyat Bosnia memilih tiga anggota kepresidenan bersama – seorang Kroasia, seorang Muslim dan seorang Serbia, serta para anggota parlemen pusat yang baru.
Berdasarkan sistem pembagian kekuasaan yang mengakhiri perang pada 1992-95, Bosnia dipecah menjadi dua daerah otonom dengan pemerintah pusat yang lemah, dan kekuasaan dibagi berdasarkan garis etnis dalam sistem yag sangat didesentralisasi dan biayanya tinggi yang sering melumpuhkan pengambilan keputusan.