Para pemilih Inggris akan memilih pemerintahan baru pada hari Kamis (4/7) dalam sebuah pemilihan parlemen yang secara luas diperkirakan akan membawa Partai Buruh ke tampuk kekuasaan. Partai Buruh diproyeksikan menguasai mayoritas parlemen karena kelesuan ekonomi dan meningkatnya ketidakpercayaan pada institusi-institusi, dan tatanan sosial yang rapuh.
Para pemilih yang sudah lelah dengan situasi itu akan memberikan keputusan terhadap Nasib Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Rishi Sunak, yang telah berkuasa sejak tahun 2010. Pemungutan suara dibuka di 40.000 tempat pemungutan suara (TPS) di berbagai tempat, termasuk aula gereja, tempat pencucian pakaian dan krematorium.
Ratusan komunitas saling berhadapan dalam persaingan ketat, di mana mereka yang loyal pada partai tradisional berada di urutan kedua karena para pendukung Partai Buruh yang khawatir dengan ekonomi, infrastruktur yang runtuh dan Layanan Kesehatan Nasional kini lebih intensif menggalang massa.
Di Henley-on-Thames, sekitar 65 kilometer sebelah barat London, para pemilih seperti Patricia Mulcahy, seorang pensiunan, merasa karena Inggris mencari sesuatu yang berbeda. Komunitas yang biasanya memilih Partai Konservatif, mungkin akan mengubah pilihannya kali ini.
"Generasi muda jauh lebih tertarik pada perubahan," kata Mulcahy, seraya menambahkan, “Jadi apa pun yang terjadi di Henley, dan di negara ini, akan ada perubahan besar. Namun, siapa pun yang terpilih, mereka memiliki tugas berat di depan mata. Ini tidak akan mudah."
Sunak dan Starmer Beri Suara di TPS
Perdana Menteri Rishi Sunak melakukan perjalanan singkat dari rumahnya untuk memberikan suaranya di Balai Desa Kirby Sigston, di daerah pemilihannya di Richmond. Ia tiba bersama istrinya, Akshata Murty, dan berjalan bergandengan tangan menuju balai desa yang dikelilingi oleh ladang pertanian.
Partai Buruh kiri-tengah yang dipimpin oleh Keir Starmer telah memiliki keunggulan yang stabil dan signifikan dalam jajak pendapat selama berbulan-bulan, tetapi para pemimpinnya telah memperingatkan agar tidak menerima begitu saja proyeksi hasil pemilu, karena mereka khawatir para pendukungnya malah tidak ke TPS.
"Perubahan. Hari ini, Anda bisa memilihnya," tulisnya pada hari Kamis di platform media sosial X.
Beberapa jam setelah memposting pesan tersebut, Starmer berjalan bergandengan tangan dengan istrinya, Victoria, ke tempat pemungutan suara di bagian Kentish Town, London, untuk memberikan suaranya. Dia keluar lewat pintu belakang agar tidak terlihat oleh kerumunan warga dan wartawan yang telah berkumpul.
Partai Konservatif telah mengakui bahwa Partai Buruh tampaknya akan meraih kemenangan dan mendesak para pemilih untuk tidak memberikan suara "supermayoritas" kepada partai tersebut. [th/em]