Pemilu Israel: Netanyahu Gagal Raih Suara Mayoritas

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkan Menteri Dalam Negeri Israel Aryeh Deri dalam sebuah rapat Knesset, atau Parlemen Israel, di Yerusalem, Rabu, 4 Maret 2020. (Foto: AP)

Hasil pemilihan ketiga berturut-turut di Israel menunjukkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sudah lama menjabat, gagal memperoleh suara mayoritas.

Netanyahu membutuhkan suara mayoritas untuk memembentuk pemerintahan baru dan mengakhiri kebuntuan politik negara itu.

Dengan jumlah 61 kursi yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu, Partai Likud Netanyahu hanya mengumpulkan 36 kursi, dan ditambah peroleh dari sekutunya bisa mengumpulkan 58 kursi. Namun setelah lebih dari 99 persen suara yang dihitung, Netanyahu masih kekurangan tiga kursi untuk membentuk pemerintahan baru.

Bahkan setelah hasil akhir menunjukkan Netanyahu tidak mendapat dukungan parlemen untuk membentuk pemerintahan baru, ia memuji kemenangannya dan mengejek saingannya, Benny Gantz.

"Inilah yang telah diputuskan bangsa," katanya. "Rakyat memberi saya lebih banyak suara daripada kandidat perdana menteri lainnya dalam sejarah Israel."

Dari jajak pendapat yang meramalkan kemenangan Netanyahu, hasil pada Rabu (4/3) menunjukkan partai Biru dan Putih Benny Gantz memperoleh 33 kursi dan partai Joint List, sebuah kelompok payung untuk partai-partai yang dipimpin orang-orang Arab mendapat 15 kursi, jumlah tertinggi untuk partai itu.

Netanyahu menghadapi tiga tuduhan korupsi, dan persidangannya akan dimulai 17 Maret. [ps/ii]