Minggu adalah hari kedua sekaligus terakhir dimana para pemilih di sebagian besar Afghanistan berkesempatan untuk memberikan suara mereka dalam pemilu parlemen.
Para pejabat pemilu mengatakan sebanyak empat juta dari hampir sembilan juta pemilih terdaftar, mendatangi TPS-TPS pada Sabtu (20/10) dan Minggu (21/10), meski ada berbagai kendala, antara lain TPS-TPS yang tidak pernah buka dan masalah teknis dengan perangkat pemungutan suara.
Pemilu itu diwarnai kekerasan.
Kantor berita Perancis AFP mengatakan jumlah warga sipil dan pasukan keamanan yang tewas atau terluka dalam kekerasan terkait pemilu Sabtu mencapai hampir 300. Menurut AFP,angka tersebut empat kali lebih banyak dibandingkan angka terbaru yang dirilis Kementerian Dalam Negeri.
Taliban telah mengeluarkan peringatan berulang kali bahwa mereka akan menyerang TPS-TPS dan semua kegiatan terkait pemilu.
Minggu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berterimakasih kepada para pemilih lewat pidato yang disiarkan TV.
"Rakyat Afghanistan tidak hanya menunjukkan kepada musuh mereka bahwa mereka tidak akan menyerah kepada ancaman atau peringatan apapun, tapi mereka juga punya kekuatan dan akan mengalahkan musuh mereka," kata presiden.
Hasil akhirnya baru akan diketahui beberapa pekan ke depan. [vm]