Pemimpin al-Qaida cabang Yaman, Qassem al-Raymi meminta maaf dan berjanji akan membayar ganti rugi kepada para keluarga korban serangan di Sana'a 5 Desember lalu.
Setelah kemarahan publik atas serangan terhadap Rumah Sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan Yaman pada tanggal 5 Desember, pemimpin al-Qaida cabang Yaman, Qassem al-Raymi meminta maaf dan berjanji akan membayar ganti rugi kepada para keluarga korban.
Komandan tinggi al-Qaida cabang Yaman berkeras dalam video di internet bahwa militan yang menyerang kementrian pertahanan negara itu telah “melanggar perintah” supaya jangan menyerang Rumah Sakit dan mesjid di dalam lingkungan kementrian itu.
Televisi pemerintah Yaman baru-baru ini menyiarkan rekaman video militan al-Qaida menembaki dan membom warga sipil yang berada di dalam kementrian itu. Video tersebut menyebabkan kemarahan publik terhadap kelompok itu.
Dalam upaya meraih kembali simpati publik, komandan al-Qaida cabang Yaman Qassem al Raymi mengatakan bahwa para keluarga korban serangan itu akan menerima “uang darah”. Ia kemudian mengklaim bahwa sasaran serangan sebenarnya adalah sebuah “ruang operasi” pesawat-pesawat tak berawak Amerika.
Amerika telah melancarkan serangkaian serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran-sasaran al-Qaida di seluruh Yaman sejak beberapa tahun terakhir, bekerja sama dengan militer Yaman. Media Yaman berkali-kali mengecam serangan-serangan itu yang juga menewaskan warga sipil.
Hakim Almasmari, kepala redaktur harian Yemen Post mengatakan kepada VOA serangan al-Qaida awal bulan ini sangat merugikan citra kelompok itu diantara warga Yaman yang mungkin meragukan tujuan kelompok itu.
"Serangan ini membuat al-Qaida tidak disukai di Yaman. Meskipun al-Qaida punya simpatisan karena serangan-serangan pesawat tak berawak yang menewaskan warga sipil, serangan ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar tidak kenal ampun dalam membunuh warga sipil. Permintaan maaf dan mengatakan mereka akan membayar ganti rugi saja tidak cukup," ujar Hakim.
Almasmari mengatakan al-Qaida “masih menjadi kekuatan yang diperhitungkan” di Yaman, termasuk di bagian-bagian tertentu provinsi Hadramaut, Abyane dan Shabawa. Kelompok al-Qaida kata Almasmari bertambah kuat “umumnya karena kelemahan pemerintah” dan bukan karena kekuatannya sendiri.
Dr. Ali Mohamed Othman yang bekerja di RS itu mengatakan kepada televisi pemerintah Yaman bahwa para penyerang “brutal dan keji” dan “menyerang semua orang”. Katanya “Orang-orang seperti itu tidak bisa mengaku berperang atas nama Islam dan melakukan hal semacam itu”.
Komandan tinggi al-Qaida cabang Yaman berkeras dalam video di internet bahwa militan yang menyerang kementrian pertahanan negara itu telah “melanggar perintah” supaya jangan menyerang Rumah Sakit dan mesjid di dalam lingkungan kementrian itu.
Televisi pemerintah Yaman baru-baru ini menyiarkan rekaman video militan al-Qaida menembaki dan membom warga sipil yang berada di dalam kementrian itu. Video tersebut menyebabkan kemarahan publik terhadap kelompok itu.
Dalam upaya meraih kembali simpati publik, komandan al-Qaida cabang Yaman Qassem al Raymi mengatakan bahwa para keluarga korban serangan itu akan menerima “uang darah”. Ia kemudian mengklaim bahwa sasaran serangan sebenarnya adalah sebuah “ruang operasi” pesawat-pesawat tak berawak Amerika.
Amerika telah melancarkan serangkaian serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran-sasaran al-Qaida di seluruh Yaman sejak beberapa tahun terakhir, bekerja sama dengan militer Yaman. Media Yaman berkali-kali mengecam serangan-serangan itu yang juga menewaskan warga sipil.
Hakim Almasmari, kepala redaktur harian Yemen Post mengatakan kepada VOA serangan al-Qaida awal bulan ini sangat merugikan citra kelompok itu diantara warga Yaman yang mungkin meragukan tujuan kelompok itu.
"Serangan ini membuat al-Qaida tidak disukai di Yaman. Meskipun al-Qaida punya simpatisan karena serangan-serangan pesawat tak berawak yang menewaskan warga sipil, serangan ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar tidak kenal ampun dalam membunuh warga sipil. Permintaan maaf dan mengatakan mereka akan membayar ganti rugi saja tidak cukup," ujar Hakim.
Almasmari mengatakan al-Qaida “masih menjadi kekuatan yang diperhitungkan” di Yaman, termasuk di bagian-bagian tertentu provinsi Hadramaut, Abyane dan Shabawa. Kelompok al-Qaida kata Almasmari bertambah kuat “umumnya karena kelemahan pemerintah” dan bukan karena kekuatannya sendiri.
Dr. Ali Mohamed Othman yang bekerja di RS itu mengatakan kepada televisi pemerintah Yaman bahwa para penyerang “brutal dan keji” dan “menyerang semua orang”. Katanya “Orang-orang seperti itu tidak bisa mengaku berperang atas nama Islam dan melakukan hal semacam itu”.