Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Kamis (17/10) menyebut terbunuhnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel, sebagai langkah kemajuan menuju penghapusan ancaman yang ditimbulkan Hamas terhadap Israel, setelah Israel mengonfirmasi telah membunuh pemimpin kelompok militan tersebut.
"Hari ini, Israel mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, telah meninggal, dan keadilan telah ditegakkan, dan Amerika Serikat, Israel, dan seluruh dunia menjadi lebih baik sebagai hasilnya,” kata Harris kepada wartawan di Milwaukee, Wisconsin.
“Sinwar bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang tak berdosa, termasuk korban 7 Oktober dan sandera yang tewas di Gaza. Hari ini, saya hanya bisa berharap keluarga korban Hamas merasakan kelegaan,” tambah Harris.
Militer Israel dan dinas keamanan Shin Bet, mengonfirmasi pada Kamis bahwa Sinwar, dalang serangan dahsyat terhadap Israel Oktober tahun lalu yang memicu perang Gaza, telah tewas pada Rabu (16/10) oleh pasukan Israel yang sedang melakukan operasi di Gaza selatan.
BACA JUGA: Israel Pastikan Pemimpin Hamas Tewas, Warga Gaza Sebut “Tak Akan Hentikan Perlawanan Palestina”Kematian pemimpin Hamas ini “secara signifikan” melemahkan Hamas, melumpuhkan kelompok militan Palestina dari “dalang” di balik serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel, kata kepala Uni Eropa, Ursula von der Leyen pada Kamis.
“Sinwar, pada dasarnya adalah dalang di balik 7 Oktober dengan pembunuhan, pembantaian, pemerkosaan, dan penculikan,” kata von der Leyen kepada wartawan di Brussels.
“Jadi kematiannya tentu saja sangat melemahkan Hamas,” tambahnya.
Sementara itu, Emmanuel Macron, Presiden Prancis mendesak pengakhiran operasi militer Israel, pasca peristiwa ini.
“Dalam konteks inilah, Prancis meminta Israel untuk mengakhiri operasi militernya, tidak memperluas aksi daratnya di sana, dan menghormati kedaulatan Lebanon serta kewajibannya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya yang berkaitan dengan UNIFIL,” kata Macron. [ns/ka]