Ribuan orang bersorak sorai di Addis Ababa, Minggu (15/7), ketika pemimpin Ethiopia dan Eritrea berpelukan di sebuah konser untuk merayakan sebuah perjanjian perdamaian antara kedua bekas musuh besar itu.
"Kebencian, diskriminasi, dan konspirasi kini selesai," kata Presiden Eritrea Isaias Afwerki kepada warga Ethiopia,sambil tampak menahan haru. "Kami siap melangkah maju bersama kalian. Tidak ada yang bisa mencuri cinta kasih yang telah kita raih sekarang."
"Pengampunan membebaskan kesadaran. Saat kami katakan kami telah berekonsiliasi, artinya kami telah memilih jalur pengampunan dan kasih sayang," kata Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed.
Ahmed berada di Eritrea pekan lalu, sebulan setelah mengumumkan Ethiopia akhirnya menerima perjanjian perdamaian 2000 yang ditandatanganinya dengan Eritrea. Langkah itu mengakhiri perang dua tahun. Eritrea lalu menyusul.
Kedua negara itu telah setuju untuk membuka kembali kedutaan kedua negarayang sebelumnya ditutup, memulai kembali penerbangan dan membangun pelabuhan-pelabuhan.
Berdasarkan perjanjian perdamaian itu, Ethiopia akan menyerahkan wilayah perbatasan yang disengketakan kepada Eritrea.
Eritrea pernah menjadi bagian Ethiopia sampai pecah dan menyatakan kemerdekaan pada 1993. [vm/jm]