Pemimpin Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan hari Jumat (12/7) bahwa sekutu AS, Israel tidak akan menjadi "pihak netral" jika terjadi perang antara Amerika dan Iran.
"Iran bisa menyerang Israel dengan keganasan dan kekuatan," kata Hassan Nasrallah dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi Hizbullah, Al-Manar.
Pernyataannya itu disampaikan setelah meningkatnya ketegangan berminggu-minggu antara Amerika dan Iran, ketika Presiden AS Donald Trump melontarkan perang kata-katanya dengan negara Republik Islam itu.
BACA JUGA: Ketua Parlemen Lebanon Kecam Sanksi AS terhadap Pejabat Hizbullah"Kalau Amerika memahami bahwa perang ini dapat melenyapkan Israel, mereka akan mempertimbangkan kembali," kata Nasrallah.
"Tanggung jawab kita bersama di wilayah ini adalah bekerja untuk mencegah Amerika berperang dengan Iran," katanya.
Dia mengatakan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak tertarik pada konflik yang meledak.
DPR Amerika hari Jumat melakukan pemungutan suara dan memutuskan untuk membatasi kemampuan Trump menyerang Iran. DPR AS menyuarakan kekhawatiran bahwa kebijakan Trump yang tanpa kompromi akan memicu perang yang tidak perlu.
Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika, dan merupakan satu-satunya faksi yang tidak dilucuti setelah perang saudara Lebanon 1975-1990. (ps/pp)