Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, Rabu (9/3), mengurangi jumlah kematian yang meroket dalam gelombang virus corona terbaru adalah prioritas kota itu. Meski demikian, ia menunda rencana untuk menggelar uji massal yang sebetulnya dianggap sebagai bagian dari usaha mewujudkan proritas itu.
Perkembangan terbaru ini menunjukkan kembali sikap plin-plan pemerintah dalam menanggulangi pandemi. Lam mengatakan “tidak ada kerangka waktu khusus'' untuk pengujian di seluruh kota, dua minggu setelah ia mengumumkan itu akan terjadi bulan ini.
Pengumuman Lam sebelumnya itu, ditambah dengan desas-desus tentang kemungkinan pemberlakuan lockdown, menimbulkan kepanikan. Rak-rak di banyak toko kosong karena banyak warga menimbun kebutuhan sehari-hari.
Kota berpenduduk 7,4 juta orang itu saat ini dalam cengkeraman wabah omicron. Rumah-rumah sakit kebanjiran pasien dan kamar-kamar mayat kewalahan menampung korban tewas. Banyak restoran dan toko mengurangi jam operasi atau bahkan tutup sama sekali.
Lebih dari 500.000 infeksi dan lebih dari 2.000 kematian telah tercatat sejak gelombang kelima dimulai pada akhir Desember. Banyak korban adalah antara orang tua yang tidak atau belum divaksinasi.
China daratan juga bergulat dengan lonjakan kasus baru, meskipun jauh lebih kecil daripada di Hong Kong. Sebanyak 233 kasus penularan domestik dilaporkan pada Rabu (9/3), sehingga totalnya menjadi 899 sejak hitungan harian melonjak kembali menjadi tiga digit pada Jumat lalu, angka tertinggi sejak 2020.
Sebagian besar kasus baru ditemukan di provinsi Jilin, sekitar 2.000 kilometer dari utara Hong Kong, dan provinsi Shandong. Beijing sendiri mencatat enam kasus baru. [ab/ka]