Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam mengatakan, Kamis (5/9), China memahami, menghargai dan mendukung langkah pemerintahnya untuk membatalkan RUU ekstradisi yang memicu tiga bulan protes pro-demokrasi.
Lam mengatakan kepada wartawan, fokus pemerintahnya saat ini adalah menghentikan aksi protes yang semakin diwarnai kekerasan dan memulihkan perdamaian di Hong Kong. Ia mengatakan, ia berharap, mereka yang berpatisipasi dalam demonstrasi memahami bahwa kekerasan yang terjadi berdampak pada kota itu dan kehidupan sehari-hari warganya.
BACA JUGA: Pemimpin Hong Kong akan Batalkan RUU EkstradisiLam bersama pemerintahnya membahas langkah-langkah yang ia harapkan akan memungkinkan terciptanya dialog untuk mendiskusikan apa yang menjadi sumber ketidakpuasan di Hong Kong, namun tidak menunjukan isyarat menyetujui semua tuntutan yang diajukan demonstran.
Selain pembatalan RUU ekstradisi, empat tuntutan lain yang diajukan demonstran adalah penyelidikan independen mengenai kebrutalan polisi terhadap demonstran, pembebasan tanpa syarat mereka yang ditahan, tidak menggolongkan protes itu sebagai kerusuhan, dan membiarkan rakyat Hong Kong memilih pemimpin mereka sendiri.
Sejumlah demonstran mengatakan keputusan Lam untuk membatalkan RUU itu sedikit terlambat. Sejumlah aksi protes akan kembali digelar akhir pekan ini. [ab/lt]