Seorang pemimpin gerakan pro-pemerintah 'Kaos Merah', Kwanchai Praipana telah ditembak dua kali oleh para penyerang tak dikenal di Thailand Utara hari Rabu (22/1).
Seorang pemimpin gerakan pro-pemerintah yang terkemuka telah ditembak dan luka-luka di Thailand Utara, sementara pemerintah Thailand menetapkan ibukota Bangkok dalam keadaan darurat untuk mengatasi kekerasan politik yang kian meningkat.
Menurut polisi, pemimpin Kaos Merah Kwanchai Praipana ditembak dua kali oleh para penyerang tak dikenal dalam penembakan dari dalam kendaraan yang berjalan hari Rabu (22/1), di kediamannya di provinsi Udon Thani, Thailand Timurlaut.
Insiden ini menyusul beberapa serangan terhadap demonstran antipemerintah, yang hari Rabu memulai demonstrasi hari ke-sembilan berturut-turut di ibukota.
Kekerasan itu memicu penetapan situasi darurat selama 60 hari di Bangkok dan sekitarnya, meskipun tidak ada tanda-tanda pasukan keamanan akan menumpas protes.
Meskipun polisi meningkatkan inspeksi di pos-pos pemeriksaan dekat kamp-kamp, tidak ada kehadiran militer yang besar. Pihak berwenang juga tidak memberlakukan larangan keluar rumah atau melarang rapat-rapat umum politik, sebagaimana diizinkan dalam dekrit mengenai keadaan darurat.
Panglima militer Prayuth Chan-ocha Rabu mengatakan pasukannya tidak akan mengarahkan negara ke arah kekerasan. Tetapi ia memperingatkan jika situasi tidak dapat ditangani, tentara akan turun tangan dan mengatasinya.
Menurut polisi, pemimpin Kaos Merah Kwanchai Praipana ditembak dua kali oleh para penyerang tak dikenal dalam penembakan dari dalam kendaraan yang berjalan hari Rabu (22/1), di kediamannya di provinsi Udon Thani, Thailand Timurlaut.
Insiden ini menyusul beberapa serangan terhadap demonstran antipemerintah, yang hari Rabu memulai demonstrasi hari ke-sembilan berturut-turut di ibukota.
Kekerasan itu memicu penetapan situasi darurat selama 60 hari di Bangkok dan sekitarnya, meskipun tidak ada tanda-tanda pasukan keamanan akan menumpas protes.
Meskipun polisi meningkatkan inspeksi di pos-pos pemeriksaan dekat kamp-kamp, tidak ada kehadiran militer yang besar. Pihak berwenang juga tidak memberlakukan larangan keluar rumah atau melarang rapat-rapat umum politik, sebagaimana diizinkan dalam dekrit mengenai keadaan darurat.
Panglima militer Prayuth Chan-ocha Rabu mengatakan pasukannya tidak akan mengarahkan negara ke arah kekerasan. Tetapi ia memperingatkan jika situasi tidak dapat ditangani, tentara akan turun tangan dan mengatasinya.