Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Sabtu (26/5) sore di kawasan bebas militer di perbatasan kedua negara.
Kedua pemimpin itu bertukar pendapat tentang bagaimana menyiapkan perundingan puncak yang mungkin diadakan dengan Presiden Amerika Donald Trump, kata juru bicara kantor kepresidenan Korea Selatan.
Presiden Moon akan mengumumkan hasil pembicaraannya dengan Kim pada Minggu (27/5). Tapi Presiden Trump menyerang harian New York Times yang melaporkan tentang hal itu, termasuk tentang adanya perselisihan antara Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.
“Sama sekali tidak ada perbedaan pendapat dalam pemerintahan Trump tentang bagaimana menghadapi Korea Utara, dan kalaupun ada, itu tidak penting. Harian New York Times sejak lama selalu menyalahkan saya!” kata Trump lewat Twitter.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan, Sabtu, bahwa “tim pendahuluan Gedung Putih akan berangkat seperti dijadwalkan semula untuk menyiapkan pertemuan sekiranya akan terjadi nanti.”
Majalah Politico melaporkan, tim yang terdiri dari 30 orang pejabat Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri itu akan berangkat akhir pekan ini ke Singapura.
Korea Selatan pada Sabtu mengatakan “terus mengikuti perkembangan dengan hati-hati” antara Amerika dan Korea Utara, setelah terjadinya ketidak-pastian karena Trump membatalkan pertemuan yang sedianya akan diadakan 12 Juni itu, tapi kemudian mengatakan pertemuan masih mungkin akan terjadi.
“Kami melihat untunglah semangat dialog antara Korea Utara dan Amerika belum sepenuhnya padam, dan kini tampaknya hidup kembali,” kata Kim Eui-kyom, juru bicara Presiden Korea Selatan.
Presiden Trump tidak kalah antusiasnya dengan mengatakan “ada perundingan yang sangat produktif dengan Korea Utara untuk kembali mengadakan pertemuan puncak 12 Juni, yang kalau perlu bisa diperpanjang.” [ii]