Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk mempertajam rencana perangnya dan menandatangani perluasan operasi tempur unit-unit garis depan, kata media pemerintah, Kamis (10/8). Perintah itu muncul sewaktu Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan bersiap untuk melangsungkan latihan militer gabungan berskala besar.
Mengecam latihan AS dan Korea Selatan sebagai latihan invasi, Kim juga menggunakan hal tersebut sebagai dalih untuk lebih meningkatkan aksi unjuk senjata militernya, yang telah mencakup uji coba penembakan lebih dari 100 rudal sejak awal 2022, mendorong ketegangan di Semenanjung Korea ke tingkat tertinggi dalam beberapa tahun ini.
Para ahli mengatakan upaya Kim untuk mengembangkan senjata nuklir ditujukan untuk memaksa AS mengakui Korea Utara sebagai kekuatan nuklir sehingga pada akhirnya Kim dapat menegosiasikan konsesi ekonomi dan keamanan dalam posisi yang lebih kuat.
Pertemuan komisi militer pusat Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara, yang dikendalikan Kim sebagai ketua, pada Kamis (10/8) membahas peningkatan kesiapan perang militernya dan membangun rencana penanggulangan ofensif untuk membuat gentar musuh-musuhnya, yang menurut media pemerintah semakin terang-terangan dalam konfrontasi militer dengan Korea Utara.
Setelah pembicaraan untuk meningkatkan unit garis depan Korea Utara dan meningkatkan latihan perang untuk menggabungkan strategi dan senjata baru, Kim menandatangani perintah untuk menerapkan "tindakan-tindakan militer penting" yang tidak dijelaskan secara spesifik, kata kantor berita pemerintah KCNA.
Selama pertemuan tersebut, Kim menekankan bahwa militer harus memiliki “senjata-senjata serang yang lebih kuat” untuk memperkokoh kemampuan nuklirnya dan mempercepat penyebaran senjata-senjata itu ke unit-unit tempur.
BACA JUGA: Respons Peluncuran Rudal Korut, AS, Korsel, Jepang Gelar Latihan Rudal BersamaKim juga menyerukan agar industri amunisi negara untuk meningkatkan produksi massal berbagai senjata dan sistem, dan agar militer secara aktif melakukan "latihan perang yang sebenarnya" untuk memahami sistem-sistem tersebut dan meningkatkan kemampuan perangnya, kata KCNA.
Foto-foto pertemuan yang diterbitkan oleh media pemerintah memperlihatkan Kim menunjuk ke titik-titik di peta Semenanjung Korea yang buram. Bintik-bintik itu tampaknya merupakan wilayah metropolitan yang mengelilingi Ibu Kota Korea Selatan, Seoul, tempat setengah dari 51 juta penduduk negara itu tinggal, dan area di sekitar pusat Kota Daejeon, lokasi markas militer Korea Selatan. [ab/uh]