Para pejabat tinggi Kosovo menuduh Serbia terlibat langsung dalam baku tembak maut pada akhir pekan lalu dan sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan Rusia dalam insiden itu.
Pemberontak Serbia dan polisi Kosovo terlibat dalam tembak menembak pada Minggu, ketika sekitar 30 lelaki bersenjata dan bertopeng melepaskan tembakan ke sebuah patroli polisi di dekat Desa Banjska. Insiden itu menewaskan satu polisi dan tiga lelaki bersenjata.
Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press (AP), Menteri Dalam Negeri Xhelal Svecla mengatakan senjata dan peralatan lainnya dari Rusia ditemukan setelah baku tembak seharian tersebut
BACA JUGA: Apa yang Berada di Balik Konflik Terbaru antara Serbia dan Kosovo?Svecla mengatakan, “Apa yang kami tahu pasti adalah mereka datang dari Serbia. Sebagian dari mereka adalah warga Serbia Kosovo yang memiliki kewarganegaraan ganda, Kosovo dan Serbia. Berdasarkan informasi intelijen kami, mereka dilatih di kamp-kamp di Serbia.”
Ia menambahkan bahwa pihaknya menemukan sejumlah dokumen yang memunculkan kecurigaan bahwa ada orang-orang yang berasal dari Rusia juga.
Svecla mengatakan bahwa para penyerang, yang ia sebut teroris, mengenakan topeng sepanjang waktu. Ia mengatakan mereka “mungkin para pejabat tinggi dari sektor keamanan Serbia atau mereka datang langsung dari Rusia.”
Sveçla mengatakan kekhawatiran mengenai kekerasan dan pemberontakan lebih lanjut belum berakhir.
“Tentu saja operasi, dalam hal investigasi, masih berlanjut. Sekarang memang tidak ada bentrokan. Namun, kami memiliki informasi bahwa pelatihan sejumlah teroris ini berlanjut di Serbia. Kami perkirakan masih ada orang-orang di dalam Kosovo yang menjadi bagian dari kelompok ini. Jadi, kita masih jauh dari berakhirnya pemberontakan,” kata Svecla.
Presiden Serbia Aleksandar Vučić telah mengatakan kawanan lelaki bersenjata itu adalah warga Serbia keturunan Kosovo yang bangkit melawan “teror” otoritas Kosovo. Vučić membantah klaim bahwa Serbia terlibat dalam bentrokan itu.
BACA JUGA: Kelompok Bersenjata Serang Biara di KosovoNamun Presiden Kosovo Vjosa Osmani mengemukakan kecurigaan mengenai keterlibatan Serbia dalam insiden itu.
“Yang ingin saya katakan kepada Presiden (Serbia) Vucic, adalah berhentilah mengacaukan Kosovo. Kosovo akan mempertahankan kebebasannya, kemerdekaannya dan kedaulatannya dengan cara apa pun.”
Rusia, sekutu lama Serbia, telah menyatakan dukungan kepada negara itu terkait bentrokan tersebut. Ada kekhawatiran di kalangan beberapa pengamat Barat bahwa Rusia mungkin bertindak melalui Serbia untuk mendestabilisasi kawasan guna mengalihkan fokus Brat dari invasi Rusia terhadap Ukraina. [uh/lt]