Pemimpin kudeta bulan lalu di Republik Afrika Tengah (CAR), Michel Djotodia, mengumumkan dekrit yang menyatakan jabatan rangkapnya sebagai presiden dan menteri pertahanan.
Michel Djotodia, yang pasukan pemberontaknya menggulingkan Presiden Francois Bozize, mengeluarkan pengumuman itu dalam dekrit yang dibacakan melalui radio pemerintah Minggu malam.
Para anggota koalisi pemberontak Seleka yang dipimpin Djotodia akan memegang beberapa jabatan kementerian lain. Nicolas Tiangaye – seorang pemimpin oposisi yang bergabung dengan pemerintah sebelumnya sebagai bagian dari kesepakatan berbagi kekuasaan – tetap sebagai perdana menteri.
Uni Afrika, yang sudah menskors Republik Afrika Tengah, mengutuk tindakan terbaru itu. El-Ghassim Wane, jurubicara Komisi Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, memberitahu VOA bahwa Uni Afrika menyerukan dipulihkannya segera tertib undang-undang dasar di Republik Afrika Tengah.
Di Washington, jurubicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland juga mengecam perkembangan di Republik Afrika Tengah.
Juga hari Senin, di Afrika Selatan, partai Aliansi Demokrasi yang beroposisi mengajukan mosi di parlemen untuk memaksa pemerintah menarik pasukan dari Republik Afrika Tengah. Tigabelas tentara Afrika Selatan tewas dalam kudeta bulan Maret, ketika mereka berusaha menghambat ribuan pasukan pemberontak yang membanjiri ibukota Republik Afrika Tengah, Bangui.
Republik Afrika Tengah telah mengalami serangkaian kudeta sejak memperoleh kemerdekaan dari Perancis tahun 1960. Puluhan tahun konflik dan salah urus telah mengakibatkan rakyat negara itu tetap miskin, walaupun negara itu mempunyai kekayaan barang tambang besar emas dan intan.
Para anggota koalisi pemberontak Seleka yang dipimpin Djotodia akan memegang beberapa jabatan kementerian lain. Nicolas Tiangaye – seorang pemimpin oposisi yang bergabung dengan pemerintah sebelumnya sebagai bagian dari kesepakatan berbagi kekuasaan – tetap sebagai perdana menteri.
Uni Afrika, yang sudah menskors Republik Afrika Tengah, mengutuk tindakan terbaru itu. El-Ghassim Wane, jurubicara Komisi Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, memberitahu VOA bahwa Uni Afrika menyerukan dipulihkannya segera tertib undang-undang dasar di Republik Afrika Tengah.
Di Washington, jurubicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland juga mengecam perkembangan di Republik Afrika Tengah.
Juga hari Senin, di Afrika Selatan, partai Aliansi Demokrasi yang beroposisi mengajukan mosi di parlemen untuk memaksa pemerintah menarik pasukan dari Republik Afrika Tengah. Tigabelas tentara Afrika Selatan tewas dalam kudeta bulan Maret, ketika mereka berusaha menghambat ribuan pasukan pemberontak yang membanjiri ibukota Republik Afrika Tengah, Bangui.
Republik Afrika Tengah telah mengalami serangkaian kudeta sejak memperoleh kemerdekaan dari Perancis tahun 1960. Puluhan tahun konflik dan salah urus telah mengakibatkan rakyat negara itu tetap miskin, walaupun negara itu mempunyai kekayaan barang tambang besar emas dan intan.