Perusahaan farmasi raksasa AstraZeneca mengatakan pemimpin operasi mereka di China telah ditahan, setelah adanya laporan-laporan bahwa perusahaan itu sedang diselidiki karena pengumpulan data dan impor obat-obatan yang kemungkinan ilegal.
Presiden AstraZeneca China, Leon Wang, “telah ditahan”, salah satu perwakilan dari tim media perusahaan global menyatakan hal itu dalam sebuah surat elektronik yang diterima AFP pada Kamis (7/11).
Sebelumnya pada hari Selasa (5/11) perwakilan perusahaan itu mengatakan “Jika diminta, kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan pihak berwenang China.” “Kami akan terus memproduksi obat-obat yang mengubah hidup para pasien di China, dan operasional kami tetap berlangsung,” tambah mereka.
Saham AstraZeneca di London turun lebih delapan persen pada Selasa, dan terus anjlok setelah adanya laporan-laporan dari China terkait penyelidikan terhadap perusahaan tersebut.
Bulan lalu, perusahaan tersebut mengonfirmasi bahwa Wang tengah berada dalam penyelidikan.
China adalah pasar utama bagi AstraZeneca, pengembang vaksin Covid-19 yang digunakan secara luas di seluruh dunia selama pandemi virus Corona.
Namun pada September lalu perusahaan memberikan konfirmasi bahwa sebagian karyawan mereka di China diselidiki setelah muncul laporan bahwa mereka melakukan impor obat-obatan dan mengumpulkan data secara ilegal.
Dengan mengutip pernyataan pihak yang mengetahui kasus ini, Bloomberg melaporkan dakwaan itu mencakup lima karyawan dan mantan karyawan perusahaan yang semuanya warga negara China, dan dilakukan oleh pihak berwenang di Shenzhen. Satu penyelidikan terkait dengan pengumpulan data pasien, yang diduga telah melanggar undang-undang privasi China.
Tuduhan lain terkait dengan impor obat kanker hati yang belum mendapatkan persetujuan di China daratan, tambah Bloomberg.
Perusahaan yang memiliki kantor pusat di Inggris ini secara global memiliki 90 ribu karyawan.
Merujuk pada kurangnya transparansi aturan terkait data dan penahanan karyawan secara berkepanjangan di China, perusahaan-perusahaan global mengatakan telah menghadapi kondisi bisnis yang semakin sulit di China beberapa tahun terakhir ini. [ns/em]