Pemimpin oposisi Belarus Andrei Sannikov hari Sabtu divonis lima tahun penjara atas tuduhan mengorganisasi demonstrasi massal menyusul pilpres negara itu yang disengketakan Desember lalu.
Empat aktivis oposisi lain yang diadili bersama Sannikov divonis paling lama tiga setengah tahun penjara.
Sannikov yang berusia 57 tahun adalah satu dari tujuh calon presiden yang ditangkan tanggal 19 Desember seraya ribuan orang berdemonstrasi di Minsk setelah Presiden Alexander Lukashenko terpilih kembali.
Seorang pejabat Inggris mengatakan pengadilan itu menandai “titik rendah baru bagi penegakkan hukum” di Belarus. Amerika mengecam vonis itu dan menganggap Sannikov serta calon-calon presiden lain yang ditahan sebagai tahanan politik.
Empat mantan calon presiden lain juga disidang di Belarus. Penangkapan dan persidangan terhadap baik orang-orang yang mencalonkan diri melawan Lukashenko ataupun berdemonstrasi menentang kemenangannya, adalah bagian dari aksi kekerasan secara luas terhadap orang-orang yang dianggap menentang pemimpin otoriter itu.
Aksi kekerasan atas demonstrasi di Minsk, yang berujung pada penangkapan ratusan aktivis oposisi, telah dikecam kelompok-kelompok HAM dan negara-negara Barat.
Presiden Lukashenko, yang telah memerintah negara bekas Soviet itu sejak rahun 1994, terpilih kembali bulan Desember dengan perolehan suara 80 persen, tetapi pengamat internasional mengatakan pilpres itu dipenuhi cacat.