Pemimpin oposisi India, Rahul Gandhi, melanjutkan kritiknya terhadap kepemimpinan negaranya dalam pidato pada Minggu (4/6). Ia menyerukan orang-orang India di dalam dan di luar negeri untuk membela demokrasi dan konstitusi India.
Gandhi, pengkritik tajam Perdana Menteri India Narendra Modi yang dikeluarkan dari Parlemen, menuduh Narendra dan Partai Bharativa Janata (BJP) yang berkuasa memecah belah negara dan tidak berfokus pada isu-isu penting seperti pengangguran dan pendidikan.
“Saya tertarik, bukan melihat ke belakang tetapi ke depan. Dan berkata, saudara-saudari, bagaimana kita bergerak maju secara efektif?” kata Gandhi, 52, kepada ratusan orang yang bersorak-sorai dalam acara Indian Overseas Congress USA di Jacob Javits Center di Manhattan, New York.
Gandhi melakukan tur tiga kota di Amerika serikat, termasuk menjadi pembicara di Stanford University dan National Press Club di Washington.
Sementara itu, para pemimpin kongres AS mengundang Modi untuk berpidato dalam rapat gabungan Kongres akhir bulan ini. Pernyataan dari Ketua DPR Kevin McCarthy, ketua fraksi Demokrat yang mayoritas di Senat, Chuck Schumer, dan para pemimpin lainnya menyebutkan bahwa pidato tersebut adalah “kesempatan untuk berbagi visi Anda bagi masa depan India dan berbicara tentang tantangan global yang dihadapi kedua negara kita.”
“India yang modern tidak dapat terwujud tanpa demokrasi dan konstitusi kita,” kata Gandhi pada acara hari Minggu. Dia juga menekankan pentingnya kerja sama yang lebih kuat antara India dan AS untuk menangkal pengaruh China.
“Salah satu hal yang harus kita pikirkan adalah jembatan antara India dan AS,” ujarnya. “Bagaimana kita dapat melawan tantangan yang telah China timbulkan,” lanjut Gandhi, secara spefisik merujuk pada isu mobilitas dan pasokan energi dunia. [ka/rs]