Mantan Perdana Menteri Israel dan pemimpin kubu oposisi, Yair Lapid, pada Kamis (20/7), menuduh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu "melancarkan perang habis-habisan terhadap warga Israel."
Dalam pidatonya dari Tel Aviv, Lapid menyerukan kepada Netanyahu agar menghentikan perombakan judisial dan memberi apa yang diinginkan rakyat Israel yaitu "perdamaian dan pemulihan ke kehidupan normal."
Dia menambahkan, “kita terperangkap dalam pemerintahan yang tidak berfungsi.”
Netanyahu juga merilis pidato pada Kamis di mana dia berjanji untuk melanjutkan perombakan judisial, meskipun terjadi protes besar-besaran di seantero Israel, pembangkangan semakin besar oleh tentara cadangan, dan seruan dari presiden AS untuk membekukan rencana itu.
Ribuan orang berbaris di pusat kota Tel Aviv pada Kamis malam, sementara yang lainnya melanjutkan perjalanan sejauh 70 kilometer dari Tel Aviv menuju Yerusalem.
Parlemen Israel dijadwalkan akan menggelar pemungutan suara pada Senin (24/7) mengenai rancangan undang-undang yang dapat membatasi kekuatan Mahkamah Agung.
Rancangan undang-undang tersebut merupakan satu dari sejumlah komponen dalam rencana perubahan judisial yang dicanangkan pemerintahan Netanyahu.
Netanyahu dan sekutunya mengatakan rencana tersebut dibutuhkan untuk menghalau apa yang mereka sebut sebagai kekuatan yang berlebihan dari para hakim yang belum terpilih. [jm/ka/rs]