Pemimpin Kamboja di pengasingan Sam Rainsy dijatuhi hukuman penjara lima tahun, Selasa (27/12) karena mengunggah ke Facebook janji palsu pemerintah untuk menghilangkan perbatasan Kamboja dengan Vietnam, isu yang sangat dipertentangkan di negara itu.
Hukuman tersebut dijatuhkan setelah berbulan-bulan perselisihan antara Partai Rakyat Kamboja yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Sen dan Partai Penyelamatan Nasional Kamboja atau CNRP yang beroposisi
Hun Sen telah memimpin negara Asia Tenggara itu selama lebih 30 tahun, tetapi pengaruhnya telah diperlemah oleh pemilu tahun 2013 ketika partai oposisi CNRP meraih 55 kursi parlemen, sehingga partai yang berkuasa hanya memperoleh 68 kursi dalam majelis yang mempunyai 123 kursi itu.
Para anggota oposisi menuduh Hun Sen mengintimidasi para pengeritiknya menjelang pemilu daerah atau pilkada tahun depan dan pemilihan umum tahun 2018.
Rainsy, bersama dua anggota tim media sosialnya, dinyatakan bersalah memuat perjanjian perbatasan tahun 1979 yang palsu yang kabarnya menunjukkan Vietnam dan Kamboja sepakat untuk menghilangkan perbatasan bersama mereka.
Rainsy dan rekan-rekannya dihukum in absensia. Rainsy telah tinggal di Perancis sejak tahun 2015 untuk menghindarkan penangkapannya karena dinyatakan bersalah melakukan pencemaran yang katanya bermotif politik. [gp]