Peluang untuk memulai kembali upaya damai sudah sulit sebelum kejadian Jumat, ketika penyerang memasuki rumah keluarga Yahudi di pemukiman Itamar Tepi Barat, membunuh kedua orang tua dan tiga anak mereka, termasuk seorang bayi.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara lewat radio Israel, Senin, mengutuk serangan itu. Abbas menyebut tindakan tersebut tidak manusiawi, tak bermoral, tercela dan biadab.
Sehari setelah pembunuhan tersebut, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bereaksi dengan menyetujui pembangunan ratusan rumah baru di pemukiman Yahudi terbesar di Tepi Barat. Netanyahu juga mengunjungi keluarga yang berduka itu hari Minggu, menyampaikan belasungkawa dan pesan keras. Kata pemimpin Israel ini, “Mereka membunuh, kita membangun.”
Pejabat Israel dan Palestina sedang mencari penyusup tersebut. Anggota Brigade Al Aqsa, sayap militer terbesar gerakan Fatah yang tidak aktif dilaporkan mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, tetapi para pejabat tidak menganggap klaim itu serius.
Shlomo Brom dari Lembaga Keamanan Nasional di Tel Aviv terlibat dalam perundingan sebelumnya. Ia mengatakan baik pihak Israel maupun Palestina menggunakan kekerasan baru-baru ini untuk mendukung agenda mereka masing-masing.
“Kalau hanya kasus ini saja dan saya tidak melihat adanya gelombang teroris baru. Dan, kesan sekarang ini, kasus ini tidak terkait kasus lain. Saya pikir ini tak ada kaitannya dengan proses perdamaian, tapi ini dimanfaatkan secara taktis oleh Netanyahu untuk membenarkan kebijakannya yang lalu,” ujar Brom.
Brom mengatakan kutukan Presiden Abbas, Senin, atas serangan tersebut ditujukan untuk meyakinkan Israel bahwa Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad tetap menjadi mitra serius bagi perdamaian. Lebih lanjut Brom mengatakan,“Ini cocok sekali bagi kebijakan Abbas dan Fayyad. Mereka mencapai kesimpulan bahwa kekerasan tidak akan membantu mencapai tujuan mereka mendirikan negara Palestina yang kuat."
Pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat menyebabkan kebuntuan perundingan yang ditengahi Amerika September lalu. Pemimpin Palestina telah meminta dunia internasional untuk menekan Israel agar menghentikan pembangunan pemukiman tersebut.