Vyacheslav Ponomarev, yang mengaku sebagai walikota Slovyansk yang dikuasai pemberontak, mengatakan bahwa para pengamat itu berada dalam keadaan baik dan mungkin segera dibebaskan.
Seorang pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina timur mengatakan kelompoknya menahan empat pengamat Eropa yang telah hilang sejak Senin malam (26/5).
Vyacheslav Ponomarev, yang mengaku sebagai walikota rakyat kota Slovyansk yang dikuasai pemberontak, mengatakan hari Kamis (29/5) bahwa para pengamat itu berada dalam keadaan baik dan mungkin segera dibebaskan.
Ia mengatakan ia telah memperingatkan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) bahwa para pengamat itu tidak harus melakukan perjalanan ke daerah itu, tetapi mereka tetap melakukannya.
OSCE mengatakan hari Rabu (28/5) kelompok lain yang terdiri dari 11 pengamat ditahan di daerah yang sama, namun kemudian dibebaskan. Para pengamat itu berada di Ukraina sebagai bagian dari misi untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan perdamaian dan keamanan.
Menteri Luar Negeri Swiss dan ketua OSCE Didier Burkhalter mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Rabu (28/5) bahwa penahanan itu merongrong kerja kelompok itu dan merupakan "tindakan sabotase" terhadap upaya-upaya internasional untuk membantu Ukraina mengatasi krisis yang sudah berlangsung berbulan-bulan.
Vyacheslav Ponomarev, yang mengaku sebagai walikota rakyat kota Slovyansk yang dikuasai pemberontak, mengatakan hari Kamis (29/5) bahwa para pengamat itu berada dalam keadaan baik dan mungkin segera dibebaskan.
Ia mengatakan ia telah memperingatkan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) bahwa para pengamat itu tidak harus melakukan perjalanan ke daerah itu, tetapi mereka tetap melakukannya.
OSCE mengatakan hari Rabu (28/5) kelompok lain yang terdiri dari 11 pengamat ditahan di daerah yang sama, namun kemudian dibebaskan. Para pengamat itu berada di Ukraina sebagai bagian dari misi untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan perdamaian dan keamanan.
Menteri Luar Negeri Swiss dan ketua OSCE Didier Burkhalter mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Rabu (28/5) bahwa penahanan itu merongrong kerja kelompok itu dan merupakan "tindakan sabotase" terhadap upaya-upaya internasional untuk membantu Ukraina mengatasi krisis yang sudah berlangsung berbulan-bulan.