Pemimpin Tibet di Pengasingan Ingin Bicara dengan China

  • Associated Press

Penpa Tsering, Presiden Administrasi Pusat Tibet yang baru terpilih, di biara Ghadong di Dharmsala, India, Kamis, 27 Mei 2021. (Foto AP / Ashwini Bhatia)

Presiden baru pemerintah Tibet di pengasingan mengatakan, Kamis (27/5), ia bersedia menghubungi pemerintah China untuk menyelesaikan konflik mereka, meskipun kedua belah pihak belum melakukan dialog selama lebih dari 10 tahun.

Penpa Tsering, mantan ketua parlemen Tibet di pengasingan, dilantik sebagai presiden pada sebuah upacara di Dharmsala, kota di India Utara di mana pemimpin spiritual Buddha, Dalai Lama, tinggal sejak ia melarikan diri dari Tibet setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China pada 1959.

Dalai Lama berpartisipasi secara virtual dalam upacara pelantikan itu dari kediamannya dan sempat berbicara singkat.

Seorang warga Tibet di pengasingan menyaksikan siaran langsung pidato pemimpin spiritualnya Dalai Lama pada upacara pengambilan sumpah presiden yang baru terpilih dari Administrasi Pusat Tibet, Pempa Tsering, di Dharmsala, India.


Penpa Tsering, 53, menggantikan Lobsang Sangay, yang telah menyelesaikan masa jabatan lima tahun keduanya.

China membantah mengekang agama di Tibet dan mengatakan wilayah Himalaya yang berada dalam kontrol pemerintah komunis China sejak 1951 telah menjadi wilayah China sejak pertengahan abad ke-13.

Banyak orang Tibet mengatakan bahwa mereka adalah bangsa yang merdeka hampir sepanjang sejarah keberadaan mereka, dan bahwa pemerintah China ingin mengeksploitasi wilayah yang kaya sumber daya itu sambil menghancurkan identitas budayanya.

China tidak mengakui pemerintah Tibet di pengasingan dan tidak mengadakan dialog apa pun dengan perwakilan Dalai Lama sejak 2010. India menganggap Tibet sebagai bagian dari China, meskipun India menampung para pengungsi Tibet.

Penpa Tsering, Presiden Administrasi Pusat Tibet yang baru terpilih, meninggalkan gedung Komisi Keadilan Tertinggi Tibet setelah dilantik di Dharmsala, India, Kamis, 27 Mei 2021.

Penpa Tsering mengatakan "kertas putih" China, atau dokumen kebijakan, yang diterbitkan 21 Mei lalu tidak mengungkapkan adanya hal baru mengenai Tibet.

“Yang bisa saya katakan adalah kami terbuka untuk mengirim orang untuk memverifikasi fakta yang mereka klaim di ‘kertas putih’. Pada saat yang sama, kami selalu sangat konsisten mengenai posisi kami bahwa kami bersedia menghubungi pemerintah China untuk menyelesaikan konflik Sino-Tibet," katanya kepada wartawan.

Beijing menuduh Dalai Lama berusaha memisahkan Tibet dari China, sebuah tuduhan yang dibantah Dalam Lama. Penpa Tsering mendukung posisi Dalai Lama.

Beberapa kelompok Tibet menganjurkan kemerdekaan bagi Tibet, karena hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan dengan China.

BACA JUGA: Warga Tibet di Pengasingan India Memilih Pemerintah Baru

Pemilu yang diadakan dalam dua putaran pada bulan Januari dan April adalah pemilihan langsung ketiga dari kepemimpinan pengasingan Tibet sejak Dalai Lama menarik diri dari peran politik apa pun dalam menjalankan pemerintahan di pengasingan pada 2011.

Hampir 64.000 orang Tibet yang tinggal di pengasingan di India, Nepal, Amerika Utara, Eropa, Australia, dan tempat lain memberikan suara mereka dalam pemilihan itu.

Empat puluh lima orang yang terpilih untuk duduk dalam parlemen di pengasingan mewakili provinsi tradisional Tibet dan komunitas Tibet di luar negeri. [ab/uh]