Pemindahan Jenazah Marcos Diprotes di Filipina

Demonstran di Rizal Park di Manila menentang pemakaman mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos di pemakaman pahlawan, 14 Agustus 2016.

Ratusan pemrotes di tengah hujan lebat berdemonstrasi di ibukota Filipina hari Minggu, mengutuk rencana Presiden Rodrigo Duterte untuk menghormati mendiang diktator Ferdinand Marcos dengan pemakaman kenegaraaan di sebuah makam pahlawan.

Protes juga diadakan di daerah-daerah lain negara itu, tetapi Duterte tetap mempertahankan keputusannya untuk memindahkan jenazah Marcos dari kota asalnya ke Makam Pahlawan Nasional di Manila bulan depan.

Senator Risa Hontiveros, yang turut berdemonstrasi, mengatakan “Marcos sudah tercatat dalam sejarah sebagai seorang yang tidak mau bertobat dan musuh pahlawan kita,” dan mengatakan Duterte hendaknya jangan melakukan apa yang disebutnya “kekeliruan yang kejam ini.”

Juga turut di antara para pemrotes adalah para korban penyiksaan dan pemenjaraan pada masa kekuasaan Marcos.

Marcos, yang terpilih menjadi presiden tahun 1965, memberlakukan keadaan darurat tahun 1972, dan kemudian dituduh melakukan pelanggaran hak azasi besar-besaran dan merampas kekayaan negara bagi kepentingan pribadinya. Ia digulingkan dalam pergolakan “kekuatan rakyat” tahun 1986, dan hidup di pengasingan di Hawaii bersama keluarganya sampai ia meninggal dunia tahun 1989. Jenazahnya kemudian dipulangkan ke kota asalnya dan telah diperlihatkan kepada umum dalam peti jenazah kaca.

Duterte, yang telah mengatakan ia pernah memilih Marcos, dan mendiang ayahnya adalah anggota Kabinet dictator itu, mengemukakan alasan bahwa Marcos patut dikubur di Makam Pahlawan sebagai seorang mantan prajurit dan presiden. [gp]