Ratusan aktivis Ukraina di Seattle bergabung dalam unjuk rasa "Bring Our Kids Home". Mereka memrotes pemindahan ribuan anak Ukraina ke Rusia atau wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan sekitar 20.000 anak telah dipindahkan secara tidak sah sejak dimulainya invasi Rusia. Dari jumlah itu, kurang dari 400 anak yang dipulangkan.
Your browser doesn’t support HTML5
“Sementara langit menangis hari ini, ibu-ibu dan ayah-ayah di Ukraina menangis untuk anak-anak mereka. Anak-anak yang diculik orang-orang Rusia, orang-orang Moskow, rezim jahat yang ingin memusnahkan bangsa kita. Mereka menculik anak-anak kita, mencoba mencuci otak mereka, mengindoktrinasi, dan mengubah mereka menjadi Ruscist – tetapi itu tidak berhasil,” kata Valeriy Goloborodko, Konsul Ukraina di Seattle.
Sidang melawan Rusia dimulai pekan lalu di Mahkamah Internasional. Rusia mengatakan anak-anak hanya dipindahkan dari Ukraina atas dasar kemanusiaan dan selalu atas persetujuan keluarga mereka, kecuali kalau keluarga mereka tidak ada.
Anna Kyryenko datang ke negara bagian Washington sekitar setahun yang lalu. Ia mengungsi dari kota Malyn di Ukraina. “Banyak, banyak anak dibawa pergi oleh Rusia. Bahkan lebih banyak anak mengalami trauma psikologis. Mereka tidak bisa tidur dengan tenang,” jelasnya.
Pada protes serupa di Washington, D.C., aktivis Turkmenistan, Chemen Ore, mengatakan kepada VOA bahwa sejarah berulang di Ukraina. “Kami ingin anak-anak itu dipulangkan. Mereka adalah anak-anak Ukraina. Mereka milik orang tua mereka. Semua anak. Termasuk anak-anak yang sudah mereka bunuh. Ini memilukan. Ini menyedihkan. Ini lara kami,” jelasnya.
Pada demonstrasi di Los Angeles, pengungsi Irina Demchishina mengatakan kepada VOA bahwa keselamatan putrinya adalah alasan utama yang mendorong mereka mengungsi dari Ukraina.
“Sebagian orang tidak tahu apa yang sedang terjadi, atau apakah mereka pernah mendengar tentang perang di suatu tempat. Itu sangat umum. Dan mereka tidak tahu separah apa tragedi yang sedang berlangsung di Ukraina, yang terjadi pada rakyat kami,” jelas Irina Demchishina.
Maret lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Komisaris Rusia untuk Hak Anak Maria Lvova-Belova atas dugaan bertanggung jawab atas kejahatan perang karena mendeportasi secara tidak sah dan memindahkan anak-anak dari Ukraina.[ka/ab]