Pemogok Makan Nikaragua Dievakuasi, Protes Berakhir

Ambulans melewati pos pemeriksaan polisi untuk mengevakuasi orang-orang dari gereja San Miguel, tempat para ibu dari tahanan politik melakukan mogok makan selama sembilan hari untuk menuntut pembebasan putra dan putri mereka, di Masaya. (Foto: Reuters)

Dua belas orang yang mogok makan di dalam gereja dan pastor paroki di Nikaragua dievakuasi di hari Jumat (22/11). Evakuasi tersebut dilakukan oleh Palang Merah Nikaragua setelah sembilan hari dikepung polisi.

Demonstran melakukan aksi mogok makan untuk menuntut pembebasan anggota keluarga yang menurut mereka adalah tahanan politik karena ikut dalam protes menentang pemerintahan Presiden Daniel Ortega.

Polisi mengepung gedung tersebut, melarang siapa pun datang atau pergi atau memberi bantuan, dan aliran air dan listrik ke daerah itu diputus. Pastor Edwin Roman, penderita diabetes, dikatakan tidak bisa mendinginkan obatnya setelah aliran listrik diputus.

BACA JUGA: OAS: Situasi HAM di Nikaragua 'Kritis' 

Media lokal mengunggah video secara online saat demonstran keluar dan segera naik ambulans Palang Merah.

Jose Merlo, ayah demonstran yang dipenjara, Scarnieth Merlo, mengatakan istrinya, Diana Lacayo, dan yang lainnya dibawa dari gereja San Miguel Arcangel di kota Masaya ke rumah sakit swasta di ibukota, Managua. Ia menambahkan, mogok makan itu berakhir dengan evakuasi, tanpa ada anggota keluarga mereka yang dibebaskan.

Sudah lebih dari satu setengah tahun ini Nikaragua mengalami kebuntuan politik setelah protes menuntut Ortega mengundurkan diri. Pejabat pemerintah menuduh lawan-lawan politik sebagai "teroris" dan berusaha melakukan kudeta. [ka/pp]