Sekretaris Gugus Tugas COVID-19 Jabar, Daud Achmad mengatakan, Pemda Jabar menyerahkan penanggulangan COVID-19 di Secapa kepada TNI. “Penanganan itu ditangani langsung oleh TNI AD, termasuk pelacakan dan tindak lanjutnya juga, sebagaimana kemarin disampaikan oleh bapak gubernur. Kita masih konfirmasi terus mengenai hal ini,” dalam konferensi pers, Kamis (9/7) sore.
Per Jumat 10 Juli pukul 4.00 WIB, Jabar mencatat 4.843 kasus COVID-19 terkonfirmasi. Sementara kasus positif aktif mencapai 2.846, naik lebih dari 50% dari hari sebelumnya yang sebanyak 1,836. Namun demikian, belum jelas manakah yang berasal dari Secapa AD.
BACA JUGA: Positif Covid-19, Lebih dari 1.200 Siswa Secapa Bandung DikarantinaMelihat situasi tersebut, Daud meminta masyarakat lebih waspada dan disiplin. "Melihat tren terakhir ini, kami berharap masyarakat bisa lebih waspada, bisa lebih menjaga diri, dengan tetap melakukan protokol kesehatan,” imbaunya.
Komplek Secapa TNI di Hegarmanah Kota Bandung itu kini telah disemprot cairan disinfektan. Penyemprotan dilakukan antara lain di jalan-jalan, gedung olahraga, barak-barak, serta komplek perumahan Ganesha dan Ahmad Yani. Komplek itu juga telah dikarantina.
Dalam situs-nya, Secapa AD nampak menggelar acara yang membentuk kerumunan orang baru-baru ini. Sejumlah foto memperlihatkan bahwa puluhan orang duduk di aula mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam acara Peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Meski mereka mengenakan masker dan duduk berjarak, mengumpulkan puluhan orang dalam ruangan tertutup tetap memiliki potensi penularan.
Pemprov Akan Periksa Lembaga Pendidikan Lain
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani mengatakan, Pemprov akan menelusuri institusi pendidikan militer lainnya yang ada di Jabar. Hal ini berdasarkan perintah Gubernur Jabar Ridwan Kamil. “Selanjutnya akan kita lakukan pemeriksaan atau massive test kepada hampir 20-an lagi sekolah pendidikan kemiliteran yang ada di Jabar,” tegasnya dalam kesempatan berbeda, Rabu (8/7).
Berli mengatakan Pemprov akan mengidentifikasi institusi mana saja yang perlu dilakukan pengecekan. “Untuk selanjutnya akan dikunjungi petugas kesehatan, baik dari gugus tugas provinsi, gugus tugas kabupaten/kota setempat, bahkan dari Puskesmas,” tambahnya.
Pihaknya, tambah Berli, tengah berusaha memenuhi standar pengetesan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 10.000-15.000 tes Polymerase Chain Reaction (PCR) per satu minggu.
Asrama Dinilai Rentan
Penularan di Secapa AD, Kota bandung, ini bukanlah kasus pertama dalam institusi pendidikan kenegaraan. Pada April lalu, terungkap 8 orang kasus positif dari Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol) di Sukabumi. Lembaga yang memiliki 1.500-an siswa ini, sebelumnya menggelar tes cepat dan menemukan 310 siswa reaktif.
Asrama dalam institusi pendidikan dinilai sebagai tempat dengan resiko tinggi penularan COVID-19. Hal ini mengingat penghuni asrama biasanya tidur dalam barak-barak dan banyak area yang digunakan bersama.
Pusat Pengendalian Penyakit (Center for Disease Control/CDC) Amerika Serikat, misalnya, secara tegas merekomendasikan penutupan aula makan (dining hall) atau pujasera di asrama pendidikan. CDC juga mendorong penyediaan nasi kotak (grab-and-go) supaya bisa dimakan di tempat masing-masing.
Jabar Tetap Akan Buka Pesantren
Meski menemukan klaster baru di lingkungan pendidikan, Jabar akan tetap membuka kegiatan belajar mengajar tatap muka di SMA, SMP, dan pesantren. Pembukaan ini berlaku bagi satu-satunya daerah di Jabar yang sudah masuk kategori hijau, Sukabumi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, secara terpisah meninjau persiapan KBM di SMAN 4 dan Pondok Pesantren (ponpes) Assobariyyah Kota Sukabumi, Rabu (8/7).
Kunjungan itu untuk memastikan penerapan protokol kesehatan yakni jaga jarak, pakai masker, pelindung wajah, dan tempat cuci tangan.
Daud mengatakan, Pemprov Jabar berusaha mencegah supaya sekolah dan pesantren yang dibuka itu tidak menjadi kluster atau sarana penularan COVID-19. “Jaminan apa dengan dibukanya pesantren supaya tidak menjadi sarana penularan COVID? Saya kira kita semua berusaha,” ujarnya. [rt/em]