Pemungutan suara ditutup dalam pemilihan presiden di Panama pada Minggu (5/5). Dalam pemilihan yang menampilkan delapan calon itu, sejauh ini, anak didik mantan kepala negara tersebut yang dihukum karena korupsi tampak unggul dari para pesaingnya.
Pemungutan suara dilakukan di saat Panama bergulat dengan korupsi yang mengakar, kekeringan parah yang menghambat wilayah Terusan Panama yang penting bagi perekonomian, dan arus migran menuju AS yang melewati hutan-hutannya.
Terjadi antrean di banyak tempat pemungutan suara ketika para pemilih yang memenuhi syarat di negara Amerika Tengah yang berpenduduk 4,4 juta itu, memberikan suara untuk memilih presiden, anggota parlemen, dan pemerintah daerah yang baru.
BACA JUGA: Sempat Kekurangan Air, Terusan Panama Siap Tingkatkan LalulintasPengacara konservatif Jose Raul Mulino, 64, jauh lebih unggul dalam jajak pendapat. Survei terbaru menunjukkan ia meraih sekitar 37 persen dukungan pemilih. Tetapi dia harus menunggu keputusan pengadilan pada menit-menit terakhir pada Jumat (3/5) yang akhirnya mengesahkan pencalonannya. Dari tujuh calon lainnya, hanya tiga yang meraih dukungan mendekati 15 persen.
Di belakang Mulino adalah mantan presiden Sosial Demokrat Martin Torrijos dan dua politisi kanan-tengah: Romulo Roux, menteri luar negeri semasa pemerintahan presiden Ricardo Martinelli, dan Ricardo Lombana, mantan utusan untuk AS.
Jajak pendapat menunjukkan lebih banyak pemilih yang ragu-ragu dibandingkan yang mendukung rival Mulino. [ka/jm]