12 Penambang Perempuan di Mandailing Natal Tewas Tertimbun Longsor

Tim SAR berusaha mencari korban pasca ambruknya tambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah 25 Februari 2021 (foto: ilustrasi). Insiden tanah longsor pada tambang emas di Mandailing Natal, Sumatra Utara hari Kamis (28/4) menewaskan sedikitnya 12 orang penambang perempuan.

Sedikitnya 12 penambang perempuan tewas tertimbun longsor akibat aktivitas tambang emas di Mandailing Natal. Dua orang lainnya selamat dalam peristiwa memilukan itu.

Tambang emas konvensional di Desa Bandar Limabung, Kecamatan Linggabayu, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, memakan korban. Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal, Habib Lubis, mengatakan 12 penambang perempuan tewas saat sedang mencari butiran emas di lokasi tambang tersebut, Kamis (28/4) sekitar pukul 15.00 WIB.

"Akibat longsoran tebing lubang dompengan tersebut 12 orang meninggal dunia dan dua orang berhasil selamat," kata Habib melalui keterangan tertulisnya, Kamis (28/4) malam.

Menurut Habib, peristiwa nahas itu pertama kali diketahui oleh saksi sekaligus penambang yang berhasil selamat yakni Nirwansyah Lubis (20). Awalnya, Nirwansyah berangkat menuju lokasi kejadian untuk mencari butiran emas. Saat itu dia bersama beberapa orang telah berada di lokasi untuk mencari butiran emas.

BACA JUGA: Legal atau Ilegal, Tambang Batu Bara Menghancurkan Kaltim


Kegiatan tambang emas tradisional itu menggunakan mesin dompeng, cangkul, dan ember untuk menyemprot tanah sehingga menjadi berlubang.

"Selanjutnya, beberapa orang yang masuk ke lubang dompeng tersebut melakukan pengambilan material berupa bebatuan kecil dan pasir yang mengandung butiran emas. Para penambang itu menggunakan tembilang, ember, dan dulang," ujarnya.

Namun, tidak berapa lama terjadi longsor pada bagian tebing lubang dompeng tersebut. Longsoran itu seketika menimbun seluruh orang yang berada di dalam lubang galian tambang emas tersebut. Dalam kejadian itu Nirwansyah yang berhasil selamat keluar dari lubang galian dibantu masyarakat mencari korban yang tertimbun dengan alat seadanya.

"Sekitar pukul 17.30 WIB, seluruh korban berhasil dievakuasi dan dibawa kerumah duka masing-masing," ucap Habib.

Adapun identitas korban meninggal dunia yakni Nelli Sipahutar, Kana, Nurhayati, Lesma Suriani Rambe, Nurlina Hasibuan, Irma Pane, Sarifah Nasution, Amna Pulungan, Nur Ainun, Nur Jaya Sari Pulungan, Nur Afni Lubis, dan Nur Lina Batubara. Sedangkan, dua korban selamat yaitu Nirwansyah Lubis dan Sapridah Lubis.

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pemerintah setempat terkait peristiwa tersebut. Sementara, aparat kepolisian masih memeriksa sejumlah saksi termasuk pemilik tanah yang dijadikan tempat menambang emas tersebut.

Insiden Tambang Emas Ilegal Ambruk

Tim SAR berusaha mencari korban pasca ambruknya tambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah 25 Februari 2021 yang menewaskan beberapa penambang (foto: ilustrasi).

Peristiwa ambruknya tambang emas di beberapa lokasi di Indonesia yang menewaskan para pekerjanya bukan hal baru. Pada Oktober 2021 lalu enam orang tewas tertimbun longsor di lokasi tambang emas di desa Tumbang Torung, Kotawaringan Timur, Kalimatan Tengah.

Insiden serupa juga terjadi di penambangan emas di Solok, Sumatera Barat, yang menewaskan tujuh pekerja pada Mei 2021; juga di penambangan emas ilegal di perbatasan kota Singkawang dan kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada April 2021 yang menewaskan lima pekerja; serta penambangan emas di desa Karimbaw, kecamatan Motoling Timur, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, yang menewaskan dua pekerja ketika tambang emas di mana mereka bekerja ambruk pada Maret 2021. [aa/em]