Regu pencari di Samudera Hindia selatan yang terpencil telah mulai pencarian bawah air untuk perekam data pesawat jet Malaysia, sebulan setelah Boeing 777 itu hilang dari radar.
Beberapa kapal menggunakan sonar kapal selam dan berbagai pesawat militer dan sipil dikerahkan hari Sabtu (5/4) di wilayah terpencil Samudera Hindia, sekitar 1.700 kilometer arah barat laut dari Perth, Australia. Pencarian telah semakin intensif karena baterai dalam kotak hitam itu akan habis dalam beberapa hari.
Mantan Kepala Angkatan Udara Australia, Marsekal (Purnawirawan) Angus Houston hari Jumat (4/4) mengatakan alat penentu ping atau desing milik Angkatan Laut Amerika ditarik oleh sebuah kapal angkatan laut Australia pada jalur 240 kilometer untuk mendeteksi sinyal dari kotak hitam itu.
Pihak berwenang memperkirakan mereka hanya memiliki waktu sampai hari Senin sebelum baterai yang menjadi penentu lokasi kotak hitam yang mengirim sinyal elektronik atau ping itu mati.
Hari itu akan genap 30 hari sejak pesawat jet itu hilang secara misterius ketika dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Upaya pencarian multinasional besar-besaran tidak berhasil menemukan jejak pesawat itu.
Hari Jumat, tim yang diperkuat 14 pesawat udara dan sembilan kapal laut itu melanjutkan misi mereka – yang sejauh ini belum membuahkan hasil – untuk mencari kemungkinan tanda-tanda reruntuhan yang mengambang di permukaan samudra itu.
Marsekal Houston, yang memimpin badan Australia yang mengkoordinasikan pencarian itu, mengatakan para anggota tim pencari belum putus asa untuk menemukan puing-puing seperti rompi pelampung yang mengambang di atas air.
Mantan Kepala Angkatan Udara Australia, Marsekal (Purnawirawan) Angus Houston hari Jumat (4/4) mengatakan alat penentu ping atau desing milik Angkatan Laut Amerika ditarik oleh sebuah kapal angkatan laut Australia pada jalur 240 kilometer untuk mendeteksi sinyal dari kotak hitam itu.
Pihak berwenang memperkirakan mereka hanya memiliki waktu sampai hari Senin sebelum baterai yang menjadi penentu lokasi kotak hitam yang mengirim sinyal elektronik atau ping itu mati.
Hari itu akan genap 30 hari sejak pesawat jet itu hilang secara misterius ketika dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Upaya pencarian multinasional besar-besaran tidak berhasil menemukan jejak pesawat itu.
Hari Jumat, tim yang diperkuat 14 pesawat udara dan sembilan kapal laut itu melanjutkan misi mereka – yang sejauh ini belum membuahkan hasil – untuk mencari kemungkinan tanda-tanda reruntuhan yang mengambang di permukaan samudra itu.
Marsekal Houston, yang memimpin badan Australia yang mengkoordinasikan pencarian itu, mengatakan para anggota tim pencari belum putus asa untuk menemukan puing-puing seperti rompi pelampung yang mengambang di atas air.