Pencarian jasad enam pekerja yang diduga tewas setelah runtuhnya sebuah jembatan besar di kota Baltimore, AS, dimulai kembali hari Rabu (27/3).
Para pekerja itu adalah bagian dari tim perbaikan beranggotakan delapan awal yang sedang menutup lubang-lubang dan menambal beton di jembatan Francis Scott Key sewaktu sebuah kapal kargo menabrak satu dari dua tiang penyangga utamanya, menyebabkan jembatan itu runtuh ke Sungai Patapsco pada Selasa dini hari.
Dua awak tim itu diselamatkan, satu di antaranya dibawa ke pusat trauma dalam kondisi parah, sedangkan satu lagi tidak cedera. Para penyelam menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mencari enam pekerja lainnya di air yang suhunya sekitar sembilan derajat Celsius, sebelum upaya mereka dihentikan menjelang malam tiba. Pihak berwenang mengatakan arus sungai dan jalinan logam dari reruntuhan jembatan tersebut membuat kondisinya terlalu berbahaya bagi para penyelam.
Laksamana Muda Shannon Gilreath dari Garda Pantai AS mengatakan kepada para wartawan pada Selasa larut malam bahwa keenam pekerja yang hilang itu diragukan masih hidup mengingat lamanya waktu sejak kecelakaan terjadi dan suhu air sungai yang dingin.
Gubernur Maryland Wes Moore mengatakan mengakhiri upaya penyelamatan “benar-benar akhir hari penuh tantangan yang memalukan.” Gubernur Moore mengatakan pihak berwenang di tingkat federal, negara bagian dan lokal akan menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk mencari para pekerja yang hilang dan memberi kepastian kepada keluarga mereka.
Kementerian Luar Negeri Guatemala mengeluarkan pernyataan pada Selasa larut malam yang mengatakan dua di antara para pekerja yang hilang itu berkewarganegaraan Guatemala. Satu di antaranya berusia 25 tahun dari wilayah Petén dan seorang lagi berusia 35 tahun dari Chiquimula.
Sebuah organisasi nirlaba yang memberikan layanan untuk komunitas imigran Baltimore mengatakan salah satu pekerja yang hilang berasal dari El Salvador, telah tinggal di Maryland selama 19 tahun, serta menikah dan memiliki tiga anak. Berbagai media berita mengidentifikasi para pekerja lainnya berasal dari Meksiko dan Honduras.
Your browser doesn’t support HTML5
Clay Diamond, direktur eksekutif American Pilot Association, organisasi yang mewakili para pekerja yang bertanggung mengemudikan kapal di laut, mengatakan, mesin dan daya listrik di kapal peti kemas berbendera Singapura Dali itu “padam sepenuhnya” beberapa menit sebelum tabrakan.
Gubernur Moore mengatakan awak kapal itu melakukan panggilan darurat tidak lama sebelum kecelakaan, yang memungkinkan para petugas transportasi untuk dengan segera menghentikan lalu lintas di sepanjang jalan raya antar negara bagian yang melintasi jembatan tersebut.
“Orang-orang ini adalah pahlawan. Mereka menyelamatkan nyawa tadi malam,” kata Moore. Awak kapal juga membuang jangkar dalam upaya yang sia-sia untuk menghindari bencana itu.
Video memperlihatkan jembatan itu runtuh dengan cepat ke sungai setelah Dali menabrak tiang penyangga. Kapal dengan lebar 48 meter dan panjang 300 meter itu bermuatan peti kemas dengan tujuan Sri Lanka. [uh/ab]