Tim SAR di wilayah timur Kanada mengakhiri proses pencarian korban kapal pukat nelayan Spanyol yang tenggelam pada Rabu (16/2). Hanya tiga dari 24 awak kapal yang ditemukan selamat.
Spanyol berduka atas kecelakaan itu. Menteri Pertanian dan Perikanan Spanyol, Luis Planas, mengatakan bahwa kecelakaan itu merupakan “tragedi terburuk yang kami alami di sektor perikanan dalam 38 tahun terakhir.”
Regu penyelamat mencari 12 korban yang hilang, sementara sembilan lainnya telah dipastikan tewas dan tiga lainnya berhasil diselamatkan dari Samudra Atlantik setelah kapal pukat itu tenggelam dalam cuaca buruk.
“Pencarian kedua belas nelayan yang hilang dari kapal Villa de Pitanxo telah dihentikan,” kata Brian Owens dari Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan (JRCC) di Halifax, Kanada kepada AFP.
BACA JUGA: Kapal Nelayan Spanyol Tenggelam di Kanada; 7 Tewas, 14 HilangMisi SAR itu dihentikan menyusul proses pencarian yang “melelahkan” selama lebih dari 36 jam, mencakup 3.080 kilometer persegi laut.
Setelah sempat menyebut 10 jasad ditemukan, pada Rabu (16/2), pejabat Kanada mengoreksi jumlah korban tewas menjadi sembilan orang.
Spanyol terakhir kali mengalami bencana perikanan besar pada Juli 1984, ketika sebuah kapal ikan sarden bernama Islamar III tenggelam di Kepulauan Canary, merenggut 26 nyawa.
“Ini adalah pekerjaan yang tidak hanya sangat sulit, tapi juga sangat berbahaya,” tambah Planas.
Di Madrid, para anggota parlemen mengheningkan cipta bagi para korban yang tewas dan hilang dari tenggelamnya kapal nelayan itu, sekitar 250 mil laut di timur kota Newfoundland, Kanada.
Dari 24 awak kapal, 16 di antaranya orang Spanyol, lima asal Peru dan tiga lainnya asal Ghana. [rd/jm]