Denis Hayes, laki-laki yang dipuji sebagai penggagas Hari Bumi, memperkirakan 2020 akan menjadi titik balik penting dalam gerakan perubahan iklim global.
"Saya yakin akhir perjuangan sudah di depan mata. Ketika kondisinya benar, orang-orang siap untuk menuntut perubahan, Amerika bisa berubah," kata Hayes kepada wartawan, Senin, saat konferensi pers Hari Bumi, yang diprakarsainya pada 1970.
Hayes mengatakan orang-orang di seluruh dunia menuntut perubahan, terutama kaum muda, dan itu membuatnya optimis.
"Itu terjadi baru-baru ini di Amerika mengenai pernikahan gay. Di Selandia Baru mengenai kontrol senjata. Terjadi secara global pada lubang ozon," kata Hayes.
Puluhan ribu siswa di seluruh dunia bulan lalu mogok sekolah selama satu hari untuk memprotes tidak adanya perubahan iklim. Protes terjadi di Afrika Selatan, India, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Di Eropa, siswa memadati jalan-jalan di London, Lisbon, Wina, Roma, dan Kopenhagen, bersama kota-kota lainnya.
Demonstrasi massal perubahan iklim telah berlangsung di London selama seminggu terakhir. Pada Senin (22/4), polisi mengatakan mereka telah menangkap 1.065 orang sejak gerakan Pemberontakan Kepunahan dimulai yang bertujuan melumpuhkan bagian-bagian pusat Kota London untuk menekankan perlunya pengurangan tajam dalam penggunaan karbon. [my]